Tim pemulia kelapa sawit Indonesia akan melaksanakan joint exploration dengan tim dari Malaysia ke Angola. Kegiatan yang rencananya akan dilaksanakan April 2009 diharapkan dapat memperkaya koleksi plasma nutfah di Indonesia dan Malaysia.
Direktur Perbenihan dan Sarana Produksi, Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, Darmansyah Basyaruddin, mengatakan pemerintah Indonesia dan Malaysia telah bertemu dengan pemerintah Angola untuk kegiatan tersebut. “Pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari kerjasama G to G ketiga negara,” katanya.
Pada pertemuan itu, Pemerintah Angola mendukung sepenuhnya kegiatan joint exploration.Sebagai timbal balik dari dukungan tersebut, Pemerintah Indonesia dan Malaysia akan menyumbangkan beberapa koleksi plasma nutfah dan membantu merehabilitasi kebun koleksi plasma nutfah di Angola. Selain itu akan membiayai dan memfasilitasi training pengelolaan plasma nutfah kelapa sawit bagi pemulia dari Angola.
Menurutnya, pelaksanaan eksplorasi rencananya akan difokuskan di 10 propinsi, yang merupakan wilayah konsentrasi berbagai jenis aksesi sawit di Angola. Tim pemulia asal Indonesia dan Malaysia yang dipandu tim dari Angola akan melakukan eksplorasi selama 1 bulan. Tim tersebut akan melakukan penelitian dari mulai jenis tanaman hingga observasi karakteristik agronomis dan kondisi lingkungan.”Dari masing-masing aksesi terpilih Indonesia nantinya akan mendapatkan 500 sampai 1000 biji untuk ditanam di dalam negeri,” ujarnya.
Darmasyah menjelaskan, dalam eksplorasi tersebut tim dari Malaysia hanya akan memfokuskan penjelajahan di wilayah pedalaman Angola. Pasalnya, negara tersebut sebelumnya pernah mengadakan kegaiatan yang sama sekitar 1990-an. Sedangkan Tim pemulia Indonesia rencananya akan mengeksplorasi di wilayah pesisir dan pedalaman, sehingga wilayah penjajakan diperkirakan akan lebih luas.
Lebih lanjut Darmansyah mengatakan, materi genetis hasil eksplorasi Angola akan menjadi koleksi di kebun plasma nutfah yang akan dibangun di Kabupaten Sinjunjung, Sumatera Barat. Untuk pengembangan benih di dalam negeri, plasma nutfah tersebut juga akan diberikan ke perusahaan sumber benih di Indonesia.
Selama ini menurut Darmansyah, materi genetis asal Angola mempunyai keunggulan yakni resisten terhadap kekeringan. Dengan demikian dapat dikembangkan di Indonesia, khususnya pada wilayah yang curah hujannya rendah.
Plasma nutfah merupakan materi dasar yang disilangkan untuk menghasil varietas baru. Dengan bertambahnya koleksi plasma nutfah Indonesia, pemerintah mengharapkan akan ada varietas-varietas baru dengan karakteristik yang berbeda.
Eksplorasi ke Angola merupakan bagian dari kegiatan eksplorasi plasma nutfah ke beberapa negara. Sebelumnya tim pemulia Indonesia telah mengadakan eksplorasi ke Kamerun. Biji akses terpilih dari hasil eksplorasi tersebut tengah dibibitkan di kebun milik PT. Socfindo.
Selain ke Angola, pemerintah juga berencana akan mengadakan eksplorasi ke sejumlah di wilayah Amarika Selatan, seperti Kostarika dan Brasil. “Kita ingin dengan makin banyaknya kerjasama eksploasi, Indonesia mempunyai koleksi plasma nutfah kelapa sawit yang beragam,” kata Darmansyah.
Rabu, 05 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar