;

Minggu, 30 November 2008

BISNIS WARALABA BENIH YANG MENGIURKAN


Tidak hanya restoran siap saji yang memiliki waralaba tapi juga perbenihan. Waralaba benih tanaman perkebunan dibangun dengan melibatkan peneliti sebagai pemilik benih sekaligus supervisior dan pihak pengelola usaha, petani maupun swasta. Jadi melalui waralaba benih, seseorang bisa membibitkan dan menjual benih unggul milik peneliti/pusat peneliti.

Tapi pertanyaan selanjutnya, apa bisnis ini menguntungkan? Saya coba menjawab melalui ilustrasi bagaimana usaha ini dijalankan. Misalnya saja benih yang diwaralabakan adalah benih sawit.

Katakanlah sebagai pewaralaba maka saya akan mendapatkan benih unggul milik seorang peneliti/Pusat penelitian. Dan harga benih sawit saat ini adalah sekitar Rp. 6.000,-/kecambah milik Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Kecambah ini kemudian saya bibitkan hingga 9 atau 12 bulan. Berdasarkan pengalaman sejumlah penangkar biaya pemeliharaan akan menghabiskan sekitar Rp. 10.000/kecambah selama 9 bulan.

Kemudian saya memutuskan menjual bibit saya setelah berumur 9 bulan. Disinilah keajaiban dari bisnis ini mulai terlihat. Konon pasaran harga bibit umur 9 bulan adalah sekitar Rp. 28.000,- s/d Rp. 30.000,-. Bahkan berdasarkan pengalaman seorang penangkar yang berwaralaba dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan (PPKS), seluruhnya bibitnya pernah dipesan oleh Pemda dengan bandrol 35.000,- untuk bibit umur 9 bulan.

Anda pasti sudah bisa menebak bahwa saya untung besar. Saya mendapatkan 12.000/kecambah. Hebatnya lagi ini terjadi hanya dalam waktu 9 bulan. Seandainya saya memiliki bibit sebanyak 1000 batang, maka dengan modal 16 juta saya bisa mendapatkan keuntungan sampai dengan 12 juta. Setelah membayar biaya royaliti kepada peneliti (kewajiban pewaralaba umumnya dalam bentuk proporsi), maka sisa keuntungan langsung masuk ke kocek saya. Luar biasa bukan?

Menariknya lagi data-data di atas bukanlah informasi yang saya ciptakan sendiri. Melainkan berdasarkan referensi rekan-rekan pewaralaba yang sudah menikmati hasil dari bisnis ini. Jadi jika mau mencoba bisa jadi Andapun bisa mengalami hal yang sama.

Disamping itu potensi pasarnya juga jelas. Barangkali yang cukup mengejutkan, saat ini sejumlah pemerintah daerah telah menganggarkan dana untuk penyediaan benih.Jumlah anggarannya juga cukup besar. Bahkan di sejumlah program daerah harga bibit dibandrol di atas harga pasar. Tentu ini akan menjadi nasib baik dari seorang pewaralaba yang kebetulan mengikat kerja sama dengan pemda tersebut. Apalagi saat ini bibit yang bermutu masih cukup terbatas.

Namun permintaan tidak hanya datang dari pemerintah daerah namun juga dari petani maupun swasta. Konon saat ini penggunaan benih bermutu di Indonesia masih cukup rendah, yakni 30 % dari luas areal yang perkebunan. Namun dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat menggunakan benih bermutu diperkirakan kedepannya permintaan untuk bibit tanaman perkebunan yang unggul dan bermutu akan meningkat pesat.

Menarik juga, tapi kemudian Anda bertanya-tanya, bagaimana caranya untuk dapat berwaralaba? Pada dasarnya tidak sulit. Tentunya, syarat awalnya, Anda harus memiliki lahan. Setelah itu Anda harus mengurus Tanda Registrasi Usaha Pembenihan (TRUP), agar bisa berbisnis di bidang penangkar bibit. Setelah itu Anda dapat menghubungi Pusat Penelitian asal atau pemilik bibit yang ingin Anda waralabakan, dengan terlebih dahulu meminta rekomendasi dari Dinas Perkebunan dimana anda berada.

Oleh sebab itu jika Anda memiliki rencana memiliki usaha waralaba tentu waralaba benih merupakan salah satu pilihan yang menarik. Modalnya tidak terlalu besar tapi untungnya mengejutkan.

(Untuk informasi lebih lanjut tentang waralaba benih silahkan menghubungi pengelola blog ini di nomor 085925077652)

Sabtu, 29 November 2008

SULAWESI 1 DAN 2 VARIETAS KAKAO UNGGUL KHAS CELEBES


Jika Sumatera terkenal dengan kelapa sawit maka Sulawesi terkenal dengan Kakaonya. Bahkan pulau yang punya nama lain Celebes ini, saat ini memiliki varietas kakaonya sendiri yakni Sulawesi 1 dan Sulawesi 2. Konon kedua jenis varietas ini sudah dikenal petani lebih dari 30 tahun.

Berdasarkan data yang dilansir Mars Symbioscience potensi buah untuk Sulawesi 1 bisa mencapai 1,8 – 2,5 ton/ha pada tahun ke 5, nilai buah 23, kadar lemak 53 persen. Sedangkan Sulawesi 2 potensi produksi buahnya bisa mencapai 1,8 – 2,7 ton/ha pada tahun ke-5, nilai buah 2 dan kadar lemak 45 – 47 persen. Untuk ketahanan hama Sulawesi 1 memiliki keunggulan istimewa karena relatif tahan dengan hama VSD yang meresahkan petani kakao di Indonesia namun sulawesi 2 agak rentan.

Konon kedua varietas ini sudah menyebar secara luas di kalangan petani di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Kualitas biji kakao yang dihasilkan varietas tersebut juga cukup mengembirakan. Menurut Gubernur Sulawesi Barat, dalam presentasinya di depan Sidang pelepasan varietas di Jakarta (27/11), biji kakao Sulawesi paling diminati importir Malaysia.

Agar tidak menjadi benih ilegal maka empat Pemerintah Daerah dari Sulawesi mengusulkan varietas Sulawesi 1 dan 2 untuk ditetapkan menjadi benih bina dalam sidang pelepasan varietas. Pada sidang yang dilaksanakan tangga 27 Nopember 2008 bertempat di Ruang Rapat Lt 1, Gadung C, Kantor Pusat Deptan-ragunan, Tim peninjau memutuskan melepas kedua varietas tersebut. Dan akan sah menjadi benih bina setelah mendapatkan SK dari Menteri Pertanian.

Setelah menjadi benih bina kedua varietas tersebut dapat disebarluaskan secara komersial sebagai bahan tanam. Pemerintah Daerah Sulsel, Sulbar, Sultra dan Sulteng menjadi pemilik varietas Sulawesi 1 dan 2 tersebut yang rencananya akan membangun kebun induk di wilayah masing-masing.

Minggu, 23 November 2008

PENYEBARAN DAN KESUAIAN LAHAN UNTUK SAWIT

Gambar di bawah menunjukkan wilayah penyebaran sawit di Indonesia. Serta kesesuaian lahan untuk pengembangan sawit yang dibedakan berdasarkan klas tanah.


(Sumber: PPKS Medan)

PERBANDINGAN PRODUKSI KLON-KLON KARET PENGHASIL LATEX ANJURAN

Grafik di bawah ini mengambarkan perbedaan potensi produksi karet kering dari klon-klon anjuran penghasil latex .


(Sumber: Balai Penelitian Karet Getas)

Kamis, 20 November 2008

JASA PENGURUSAN IZIN PUPUK DAN PESTISIDA

Setiap pupuk dan pestisida yang beredar harus memiliki izin dari Pemerintah. Tujuannya agar setiap produk teregister dan terdata dengan baik.

Keuntungan adanya izin bagi produsen adalah :
1. Dapat memasarkan produk tersebut untuk umum maupun penawaran di berbagai perusahaan besar.
2. Memperoleh rekomendasi oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk digukan oleh petani
3. Produsen terbebas dari adanya sanksi hukum dan denda karena mengedarkan pupuk atau pestisida tanpa izin sama saja mengendarkan barang yang ilegal.

Bagi rekan-rekan yang ingin mendapatkan izin dengan mudah tanpa bersusah payah maka BROTHER KONSULTAN, siap menbantu. BROTHER KONSULTAN telah berpengalaman dalam pengurusan izin dan telah membantu perusahaan pupuk dan pestisida di Indonesia.

Bagi Anda yang ingin mendapatkan jasa BROTHER KONSULTAN silahkan hubungi ke no 085925077652, 08176342426 atau 081351703535

KRITERIA KESESUAIAN LAHAN DAN IKLIM TANAMAN NILAM


Sumber: Balittro.

PEDOMAN PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH TANAMAN PERKEBUNAN

Bagi Anda yang tertarik melakukan impor atau ekspor bibit/benih tanaman perkebunan, silahkan download pedoman pemasukan dan pengeluaran tanaman perkebunan. [Download]

DITAWARKAN TANAH SELUAS 2 HA DI DAERAH CINERE

Sebuah tawaran menarik bagi rekan-rekan yang bergelut di bisnis properti. Dijual tanah di wilayah Cinere seluas 2 ha, lokasi strategis. Dengan perincian sebagai berikuti:

A. Lokasi Tanah
Property atas nama Tuan Johanes LSJ terletak di
Jalan : Jl. Cinere Mas
Kelurahan : Lebak Bulus
Kecamatan : Cilandak
Wilayah : Jakarta Selatan

Batas-batas lokasi
Sebelah utara : Pemukiman penduduk
Sebelah selatan : Jl. Cinere Mas
Sebelah barat : Tanah Kosong
Sebelah timur : Rumah tinggal

B. Kondisi Tanah
Penggunaan Tanah : Tanah kosong & Kebun Palawija
Luas Tanah : 20.495 M2
Bentuk Tanah : Tidak beraturan
Kontur Tanah : Berombak
Kemunkinan Banjir : Tidak ada
Daya Dukung Tanah : Baik
Pagar Keliling : Beton Fabrikasi

Bagi Anda yang berminat silahkan menghubungi pengelola blog ini di no 085925077652. Penjualan akan dilakukan secara langsung tanpa perantara.

Minggu, 16 November 2008

SUPERGENE MENYERBU INDONESIA

Benih sawit “supergene” mulai merambah luas pada wilayah pengembangan sawit di Indonesia. Meski pemerintah belum mengeluarkan izin beredar, namun benih ilegal ini sudah menyebar. Diduga tidak hanya petani yang telah menggunakan “supergene” namun juga perusahaan swasta, dan diperkirakan masuk ke wilayah Indonesia sejak 9 tahun yang lalu.

Dari investigasi Tim dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Medan terhadap peredaran benih supergene pada bulan Oktober yang lalu (2008) di beberapa Propinsi di Sumatera diperoleh hasil yang cukup mengejutkan. Tim tersebut menemukan sejumlah kebun produksi yang menanam “supergene” di wilayah Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung (wilayah investigasi) dengan luas areal temuan hingga 4.000-an ha.

Di Kabupaten Deli, Sumatera Utara, Tim mejumpai kebun sawit menggunakan “supergene” seluas 33,6 Ha. Di Propinsi Riau tim menemukan kebun serupa dengan luas lebih dari 400 ha. Namun yang lebih fantastis adalah hasil temuan di propinsi Sumatera Selatan dan Lampung, masing-masing seluas 600 ha dan 2.700 ha. Sebagian besar kebun-kebun tersebut milik perusahaan swasta.

Selain kebun produksi dengan “supergene”, tim juga menemukan pembibitan supergene di kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara, Kabupaten Palalawan Propinsi Riau, Kabupaten Sorolangun Propinsi Jambi. Hasil di atas membuktikan bahwa peredaran benih ilegal cukup luas dan memerlukan tanggapan serius dari pemerintah.

“Supergene” merupakan jenis kelapa sawit hibrida D x P temuan seorang ahli agronomi asal Malaysia bernama Dr. Fang. Benih ini kemudian dikembangkan oleh IRHO Supergene Development, Ltd sebuah perusahaan asal Malaysia. Namun “supergene” hingga saat ini belum mendapatkan legalitas untuk dapat diedarkan dari pemerintah Negara Malaysia, sehingga otomatis tidak dapat didistribusikan di Indonesia. Masuknya benih “supergene” ke wilayah Indonesia dipastikan dengan jalur tak resmi melalui laut. Sehingga status benih “supergene” di Indonesia sama dengan benih asalan lainnya atau dapat dikategorikan sebagai benih palsu.

Tanaman jenis “supergene” diklaim memiliki keunggulan antara lain memiliki tingkat produksi hingga 50 ton per hektar, memiliki kandungan randemen (oil extraction ratio) yang tinggi mencapai 26%-28%. Selain itu, kandungan beta carotene 1.000 ppm ke atas, randemen iInformasi tentang supergene. Informasi inilah yang kemudian menyebar dari mulut ke mulut maupun jaringan internet hingga menarik minat banyak pihak untuk membeli.

Namun tanpa adanya bukti legalitas, maka tidak ada jaminan "supergene" bakal menghasilkan tingkat produksi yang memuaskan. Bisa jadi hasil yang bakal diperoleh tidak seperti yang diiming-imingkan atau malah jauh lebih rendah dari yang diklaim. Jika hal tersebut terjadi maka konsumen yang akhirnya dirugikan. Oleh sebab itu para calon pengguna benih sebaiknya menggunakan kecambah asal sumber benih legal baik yang berada di Indonesia maupun luar negeri, yang sudah terjamin kualitasnya.

Kamis, 13 November 2008

KLON ANJURAN DAN HARAPAN


Berdasarkan hasil rumusan Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet tanggal 22-23 Nopember 2005 yang diadakan oleh Pusat Penelitian Karet, klon-klon karet yang direkomendasikan untuk periode 2006-2010 adalah sebagai berikut:

Klon Anjuran Komersial
Klon penghasil lateks
BPM 24, BPM107, BPM 109, IRR 104,PB 217 dan PB 260
Klon penghasil lateks-kayu
BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, 1RR 42, 1RR 112, 1RR 118
Klon penghasil kayu
IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78

Klon Harapan
IRR 24, IRR 33, IRR 41, IRR 54 , IRR 64, IRR 105, IRR 107, IRR 111, IRR 119, IRR 141, IRR 208, IRR 211, IRR220

(Pesan segera bibit bermutu, dan bersertifikat dan menggunakan klon-klon anjuran pada Asosiasi Penangkar Benih Perkebunan Sumatera Selatan)

GAMBAR MENARIK


Apakah yang sedang dilakukan si Ibu?
Percayakan Anda ini adalah gambaran bagaimana CPO diproduksi di Angola. Menggunakan peralatan seadanya layaknya membuat gulai ayam. Angola merupakan memiliki kekayaan genetis kelapa sawit, namun komoditas tersebut belum terindustrisasi dan berbasis rumah tangga.

PROSES PEMULIAAN KELAPA SAWIT


Secara umum, pemuliaan tanaman dapat didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai dengan metode baku untuk menghasilkan varietas baru dan mempertahankan kemurnian benih varietas yang dihasilkan. Untuk dapat menghasilkan dan mengembangkan varietas kelapa sawit, setiap institusi riset kelapa sawit harus memiliki beberapa hal sebagai berikut :

a. Populasi dasar dura dan tenera/pisifera

Seluruh kegiatan pemuliaan kelapa sawit berawal dari pembentukan populasi dasar yang terdiri atas grup dura, tenera, dan pisifera dari berbagai orijin di tingkat seleksi. Jumlah dan jenis orijin/famili yang digunakan oleh setiap lembaga riset dapat berbeda, bergantung pada arah pemuliaan dan kapasitas benih yang akan dihasilkan. Ketersediaan populasi dura dan populasi tenera/pisifera menjadi penting bagi sumber benih karena berkaitan dengan kesinambungan program pemuliaan. Dengan demikian diharapkan institusi yang menjadi sumber benih dapat melakukan aktivitas pemuliaannya (perakitan dan pengembangan varietas) secara independen, tanpa bergantung pada institusi lain. Hal penting lainnya dalam pembentukan populasi dasar ini adalah ketersediaan informasi pedigree (silsilah keturunan) yang jelas dari masing-masing orijin/famili dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

b. Prosedur Pemuliaan

Dalam bidang pemuliaan tanaman dikenal berbagai skema seleksi, dan yang sering digunakan pada pemuliaan kelapa sawit adalah reciprocal recurrent selection (RRS) dan modified recurrent selection (MRS). Secara umum, di setiap prosedur pemuliaan kelapa sawit terdapat tahapan inti mencakup pembentukan populasi dasar, evaluasi, seleksi, serta rekombinasi. Dari populasi dasar yang telah dibentuk dilakukan suatu tahapan evaluasi melalui pengujian keturunan (progeny test) untuk menganalisis dan menentukan persilangan terbaik yang akan direproduksi berdasarkan nilai daya gabung umum (GCA) dan daya gabung khusus (SCA) dari tetua (progenitor) yang diuji. Berdasarkan informasi daya gabung tersebut tersebut dilakukan seleksi untuk menentukan tetua-tetua yang dapat dijadikan pohon induk untuk produksi benih. Selain untuk menentukan materi pohon induk, pada tahapan seleksi ini juga dilakukan pemilihan tetua yang akan direkombinasikan untuk mencari materi persilangan dengan potensi yang lebih baik yang digunakan pada siklus pemuliaan berikutnya. Melalui rekombinasi diharapkan dapat membentuk suatu populasi dasar baru dengan sifat-sifat yang lebih baik dari populasi dasar sebelumnya.

c. Proses pengujian keturunan (projeni)

Pengujian keturunan merupakan rangkaian percobaan yang didesain untuk menilai dengan akurat keragaan suatu hibrida (persilangan). Pengujian ini merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan oleh setiap sumber benih, karena materi yang sampai ke tangan konsumen adalah hibrida DxP. Pengujian dilakukan mengikuti metode statistik baku, mencakup perancangan percobaan (jumlah persilangan, jumlah ulangan, jumlah individu, standard cross ), masa pengamatan (minimal selama 6 tahun setelah tanam), lokasi percobaan (dilakukan minimal pada 3 lokasi), dan metode analisis data yang digunakan untuk memprediksi nilai hibrida DxP yang akan direproduksi (Razak Purba, PPKS Medan*).

Ket*: Bapak Razak Purba, breeder senior di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan

Senin, 10 November 2008

INGIN MENDAPATKAN BENIH SAWIT BERMUTU?

Bagi rekan-rekan yang ingin mendapatkan benih bermutu asal sumber benih untuk penyaluran tahun 2008 maupun 2009, silahkan menghubungi kami. Anda akan kami bantu mendapatkan benih sesuai prosedur yang berlaku dan tanpa perantara. Bagi yang berminat silahkan menghubungi kami di no 085925077652

Minggu, 09 November 2008

PEMELIHARAAN BAHAN TANAM NILAM DI PESEMAIAN


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perbanyakan tanaman nilam

Pertama, Untuk menjaga kelembaban, setek yang baru disemai perlu disiram dengan embrat.

Kedua, Penyiraman dilakukan setelah penyemaian, kemudian disungkup dengan sungkup plastik.

Ketiga, Penyiraman selanjutnya setelah 2-3 hari. Selama di dalam sungkup, penyiraman tidak perlu dilakukan setiap hari.

Keempat, Sungkup dibuka setelah tanaman berumur 2 minggu.

Kelima, Pemberian pupuk daun dan penanggulangan hama/penyakit (kalau diperlukan) dilakukan satu kali seminggu.

Keenam, Benih siap tanam setelah 1,5 bulan dipersemaian

(Dapatkan informasi lainnya tentang lengkap Nilam dalam e-file Nilam)

MEDIA PERKEBUNAN EDISI TERBARU



Beberapa cuplikan artikel menarik pada Media Perkebunan Edisi Terbaru

Ekspor Komoditas Perkebunan Ditengah Krisis Ekonomi Global
Krisis ekonomi golobal, yang dipicu oleh krisis keuangan di Amerika Serikat bagaimanapun akan mempengaruhi ekspor non migas Indonesia. Produk ekspor non migas utama Indonesia ke AS antara lain komoditas perkebunan, tekstil, sepatu dan produk kayu olahan. Dalam kurun waktu Januari-Agustus 2008, AS masih tetap menjadi favorit tujuan ekspor Indonesia dan menduduki tempat kedua setelah Eropa. Jepang menjadi tujuan ekspor non migas terbesar dengan nilai US$ 9,19 milliar, diikuti AS sebesar US$ 8,51 milliar. Pertumbuhan ekspor non migas Indonesia ke AS periode Januari-Agustus 2008 sekitar 11,58%. Hampir mencapai target pertumbuhan ekspor Indonesia 2008 yang sebesar 12,5%.


Prof. Roy Sembel & Guntur Tri Harijanto, Msi : Optimisme ditengah Gelombang Ketidakpastian

Kondisi perekonomian Indonesia pasca kuartal kedua diwarnai oleh inflasi setahun terakhir (year-on-year / y.o.y) sebesar 12,14% untuk bulan September, dan 10,47% sepanjang tahun (Januari-September) 2008. Sementara itu, nilai suku bunga acuan Bank Indonesia (SBI) ditingkatkan menjadi 9,50%, SBI terus ditingkatkan secara bertahap oleh BI sepanjang tahun ini. Setidaknya paling tidak telah terjadi lima kali peningkatan SBI dalam tahun ini. Di sisi lain, permasalahan ketatnya likuiditas perbankan nasional juga memberikan sentuhan tersendiri bagi perekonomian saat ini, ekpansi kredit perbankan yang meningkat pesat namun kurang diimbangi dengan penghimpunan dana masyarakat yang memadai.

DR. Adler Haymans Manurung & Arga Paradita : Dampak Krisis Harga CPO Terhadap Kinerja Emiten Perkebunan di Bursa Efek Indonesia
Sebagai negara agraris yang memiliki iklim dua musim dan curah hujan yang tersedia sepanjang tahun dengan rata-rata curah hujan 2000 mm/th menjadikan sebagian besar lahan di Indonesia cocok sebagai tempat tumbuh beberapa tanaman, apalagi dengan masih tersedianya luasan areal yang dapat ditanami. Kondisi ini memungkinkan banyak investor baik asing maupun lokal menanamkan modal pada sektor perkebunan di Indonesia.

Gerakan Meningkatkan Produksi dan Mutu Kakao Indonesia
Pemerintah mulai tahun 2009 akan melancarkan Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao. Adalah Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla yang menetapkan gerakan ini pada pertemuan koordinasi pembangunan tanggal 6 Agustus 2008 lalu di Makassar –Sulawesi Selatan. Pertemuan ini dihadiri oleh beberapa Gubernur dan Bupati se-wilayah Sulawesi. Gerakan ini mendapat dukungan dari para Gubernur se Sulawesi, pihak perbankan, lembaga penelitian dan beberapa perguruan tinggi. Hal ini terlihat dengan adanya kesepakatan dari para pejabat berbagai instansi tersebut.

Media Perkebunan dapat diperoleh di Toko Buku Gramedia dan Gunung Agung. Untuk informasi berlangganan kunjungi website Media Perkebunan

Sabtu, 08 November 2008

ANTISIPASI TERHADAP KRISIS HARGA KELAPA SAWIT


Di bawah ini adalah beberapa poin pernyataan Direktur Jenderal Perkebunan, Ahmad Mangga Barani, tentang antisipasi pemerintah terhadap krisis harga kelapa sawit. Hal ini disampaikan beliau dalam wawancana dengan wartawan media Info-Sawit dan media Perkebunan, beberapa minggu yang lalu.

Pada awal statementnya Direktur Jenderal Perkebunan menjelaskan, bahwa yang terkena dampak kerugian terbesar adalah petani swadaya, yang menerima harga pembelian TBS 300/kg (pada saat wawancara). Karena mereka langsung berhadapan kondisi pasar yang real.

Sedangkan petani inti-plasma masih meninkmati harga yang lebih baik, yakni sekitar Rp. 600/kg (pada saat wawancara). Hal ini karena harga yang diterima petani tidak didasarkan langsung pada harga pasar melainkan penetapan harga pada bulan sebelumnya.

“Ini adalah sisi positif dari sistem kerja sama Inti-plasma, yang saat harga CPO boom dikritik karena mengurangi keuntungan ekonomi yang bisa dinikmati petani, karena harga beli Inti lebih rendah dari harga pasar”, katanya.

Namun demikian, pemerintah tetap akan berusaha berupaya mengurangi beban petani dengan mendorong peningkatkan harga beli TBS. Serta akan mengurangi kewajiban-kewajiban di tingkat pengusaha yang akhirnya ditimpakan pada petani.

Langkah pertama adalah menyerap kelebihan supply CPO yang seharusnya di ekspor ke Eropa maupun ke Amerika Serikat ke pasar domestik. Dalam hal ini diarahkan untuk penyediaan bahan bakar bio-diesel di dalam negeri. Langkah kedua adalah mencari pasar-pasar potensial baru seperti Afrika, Timur Tengah dan Rusia.

Terkait dengan beban di tingkat pengusaha, Direktur Jenderal Perkebunan mengatakan, pemerintah akan menurunkan pajak ekspor pungutan ekspor menjadi 7,5 persen dan bukan tidak mungkin menjadi 0 persen. Tentunya dengan berbagai pertimbangan yang rasional. Tujuannya mengurangi beban pengusaha dan eksportir CPO yang secara tidak langsung dibebankan kepada petani.

Namun untuk jangka panjang menurut Direktur Jenderal Perkebunan, industri sawit perlu diarahkan untuk lebih terdiversifikasi. Tidak hanya melulu ekspor dalam bentuk CPO saja namun juga produk olahan dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Sehingga produk dari sawit yang diekspor memiliki pangsa pasar yang lebih beragam dengan tingkat harga yang berbeda-beda pula.

Untuk petani, Direktur Jenderal Perkebunan mengingatkan perlunya menabung atau menyediakan dana mengantisipasi gejolak. Harga komoditas perkebunan yang berorientasi ekspor cenderung memiliki harga yang tidak stabil. Oleh sebab itu jika petani tengah menikmati harga yang boombastik, sebaiknya tidak lupa untuk menyisihkan keuntungannya untuk menghadapi resiko di masa yang akan datang atau melakukan investasi di bidang lain.

“Pengalaman harga naik dan turun secara tidak terduga bukan hal baru untuk komoditas perkebunan. Komoditas lainnya seperti cengkeh, nilam, vanili pernah mengalami hal demikian. Bahkan ada yang berakhir dengan tragis, menjadi komoditas yang tidak lagi menarik untuk dikembangkan. Oleh sebab itu perlu selalu waspada”, ungkap Direktur Jenderal Perkebunan.

ANDA BUTUH NARASUMBER PERBENIHAN?

Bagi rekan-rekan yang membutuhkan narasumber membahas berbagai topik tentang perbenihan perkebunan khususnya untuk komoditi kelapa sawit, karet, kakao, jarak pagar, nilam, jambu mete, dapat menghubungi kami di 085925077652 atau via email hendra_has@deptan.go.id.

Kami akan mendatangkan ahli-ahli di bidang perbenihan perkebunan sesuai dengan kebutuhan Anda. Mereka berasal dari Lembaga Penelitian, Universitas maupun praktisi.

Beberapa topik yang menarik untuk diulas (waralaba benih, tata cara membangun kebun benih tanaman perkebunan, tata niaga benih sawit, benih sawit palsu, prospek bisnis benih)

PENGEMBANGAN METABOLIT SEKUNDER ASAL TANAMAN DAN STRATEGI PENGGUNAAN SEBAGAI PESTISIDA NABATI


Dalam kaitan dengan pengendalian OPT, aspek yang perlu disimak secara seksama adlah peran ”senyawa penghubung” ini (infochemicals) dalam mengatur pertumbuhan populasi dan musuh alami. Konsep ini kemudian juga berkembang menjadi konsep three-trophic-level yang percaya bahwa tumbuhan juga mengatur populasi musuh alami.

Semiokimia dapat dimanfaatkan untuk pengendalian serangga hama dalam lingkungan PHT. Dari tumbuhan, hewan dan mikrob, semiokimia dikelompokkan lagi menjadi feromon dan alelokimia. Alelokimia dikelompokkan lagi menjadi alomon, kairomon, dan sinomon, antibiotika dan mikroba.

Dampak alelokimia pada ekodinamika tumbuhan dengan serangga
1) Alomon : menolak makan, menolak menelan, menghambat reproduksi, menghambat ganti kulit, menghambat enzim proteae. menghambat enzim respirasi 2) Kairomon : menari musuh alami 3) Sinomon : saling menarik dan 4) Feromon : mengacaukan perkawinan

Pencarian senyawa kimia baru dari tumbuhan, mikroba dan hewan akan terus dilakukan sejalan dengan teknologi analisis kimia yang semakin canggih. Eludisasi struktur kimia dari senyawa-senyawa kimia produk alami terus berkembang. Studi biokomia untuk mencari target dari senyawa kimia juga. Eludisasi struktur kimia dan penemuan target kerja senyawa alomon akan terus merangsang sintesis senyawa insektisida baru.

Telaah dan pencarian senyawa bersifat kairomon terus ditingkatkan, termasuk dampaknya pada perilaku mencari inang dari musuh alami. Senyawa alomon yang terus ditelaah untuk dikembangkan menjadi insektisida adalah senyawa yang bersifat menolak makan, menolak oviposisi, menghambat enzim, menghambat kerja neurotransmiter, mengganggu pertumbuhan (kairomon) dan mengganggu proses pencernaan. Feromon baru akan terus dicari dan disintesis. Penelitian dan pencarian genpengatur produksi alomon akan terus dilakukan untuk pengembangan tanaman transgenik tahan serangga.

Teknologi

Adanya potensi dari senyawa metabolik sekunder sebagai insektisida telah mendorong pengembangannya ke segala arah. Bidang inipun tidak liput dari pengembangan secara bioteknologi. Salah satu pendekatan adalah identifikasi gen pengendali produksi senyawa bioaktif ini dan berusaha untuk menyisipkan pada tanaman ekonomi.
Keberhasilan tanaman jagung dan kapas yang telah disisipi gen dari B.t. (Bacillus thuringiensis) telah memacu pemikiran kearah tanaman transgenik yang mampu menghasilkan senyawa pertahanan terhadap serangga.

Senyawa lain diminati adalah penghambat enzim proteinase paada serangga, khitin dan senyawa yang dapat menginduksi produksi senyawa metabolit sekunder. Trikhoma yang dapat menyebaerkan ketahanan pada tumbuhan telah pula mendapat perhatian dalam kaitan dengan tanaman transgenik.

Produksi senyawa metabolit sekunder untuk insektisida telah diusahakan lewat kultur jaringan seperti nimba, piretrum dan akar tuba. Perhatian telah diutamakan pada senyawa hormon serangga, penghambattransmisi syaraf dan kairomon.

Penemuan dari kegiatan elusidasi kimia senyawabioaktif merupakan modal utama untuk sintesis insektisida dalam skala industri dan saat ini hasilnya telah memasuki pasar.

Suatu teknologi juga telah dikembangkan berupa sistem polikultur dengan komponen tanaman yang memiliki senyawa volatil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa senyawa volatil dapat menurunkan reproduksi serangga. Sintesis feromon terus berkembang atas dasar penemuan feromon baru ataupun cara sedikit memodifikasi senyawa yang mirip feromon (sumber: Bio-Fob).

Rabu, 05 November 2008

INDONESIA EKSPLORASI PLASMA NUTFAH SAWIT KE ANGOLA

Tim pemulia kelapa sawit Indonesia akan melaksanakan joint exploration dengan tim dari Malaysia ke Angola. Kegiatan yang rencananya akan dilaksanakan April 2009 diharapkan dapat memperkaya koleksi plasma nutfah di Indonesia dan Malaysia.

Direktur Perbenihan dan Sarana Produksi, Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, Darmansyah Basyaruddin, mengatakan pemerintah Indonesia dan Malaysia telah bertemu dengan pemerintah Angola untuk kegiatan tersebut. “Pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari kerjasama G to G ketiga negara,” katanya.

Pada pertemuan itu, Pemerintah Angola mendukung sepenuhnya kegiatan joint exploration.Sebagai timbal balik dari dukungan tersebut, Pemerintah Indonesia dan Malaysia akan menyumbangkan beberapa koleksi plasma nutfah dan membantu merehabilitasi kebun koleksi plasma nutfah di Angola. Selain itu akan membiayai dan memfasilitasi training pengelolaan plasma nutfah kelapa sawit bagi pemulia dari Angola.

Menurutnya, pelaksanaan eksplorasi rencananya akan difokuskan di 10 propinsi, yang merupakan wilayah konsentrasi berbagai jenis aksesi sawit di Angola. Tim pemulia asal Indonesia dan Malaysia yang dipandu tim dari Angola akan melakukan eksplorasi selama 1 bulan. Tim tersebut akan melakukan penelitian dari mulai jenis tanaman hingga observasi karakteristik agronomis dan kondisi lingkungan.”Dari masing-masing aksesi terpilih Indonesia nantinya akan mendapatkan 500 sampai 1000 biji untuk ditanam di dalam negeri,” ujarnya.

Darmasyah menjelaskan, dalam eksplorasi tersebut tim dari Malaysia hanya akan memfokuskan penjelajahan di wilayah pedalaman Angola. Pasalnya, negara tersebut sebelumnya pernah mengadakan kegaiatan yang sama sekitar 1990-an. Sedangkan Tim pemulia Indonesia rencananya akan mengeksplorasi di wilayah pesisir dan pedalaman, sehingga wilayah penjajakan diperkirakan akan lebih luas.

Lebih lanjut Darmansyah mengatakan, materi genetis hasil eksplorasi Angola akan menjadi koleksi di kebun plasma nutfah yang akan dibangun di Kabupaten Sinjunjung, Sumatera Barat. Untuk pengembangan benih di dalam negeri, plasma nutfah tersebut juga akan diberikan ke perusahaan sumber benih di Indonesia.
Selama ini menurut Darmansyah, materi genetis asal Angola mempunyai keunggulan yakni resisten terhadap kekeringan. Dengan demikian dapat dikembangkan di Indonesia, khususnya pada wilayah yang curah hujannya rendah.

Plasma nutfah merupakan materi dasar yang disilangkan untuk menghasil varietas baru. Dengan bertambahnya koleksi plasma nutfah Indonesia, pemerintah mengharapkan akan ada varietas-varietas baru dengan karakteristik yang berbeda.
Eksplorasi ke Angola merupakan bagian dari kegiatan eksplorasi plasma nutfah ke beberapa negara. Sebelumnya tim pemulia Indonesia telah mengadakan eksplorasi ke Kamerun. Biji akses terpilih dari hasil eksplorasi tersebut tengah dibibitkan di kebun milik PT. Socfindo.

Selain ke Angola, pemerintah juga berencana akan mengadakan eksplorasi ke sejumlah di wilayah Amarika Selatan, seperti Kostarika dan Brasil. “Kita ingin dengan makin banyaknya kerjasama eksploasi, Indonesia mempunyai koleksi plasma nutfah kelapa sawit yang beragam,” kata Darmansyah.