;

Minggu, 30 Oktober 2011

MENYIKAPI PERMINTAAN PEKEBUN SWADAYA


Saat ini tengah terjadi demam kelapa sawit. Sehingga banyak orang yang ingin memiliki kebun kelapa sawit entah dalam skala kecil maupun menengah secara swadaya. Persoalannya, mendapatkan benih dalam jumlah kecil ternyata tidak mudah.

Sebagian besar sumber benih menetapkan jumlah minimal pemesanan, yakni umumnya 5000 butir kecambah. Pertimbangannya adalah untuk efisiensi administrasi dan mencegah terjadi pemalsuan dokumen, bukti legalitas benih. Karena jika diperbolehkan membeli 100 biji, dengan harga Rp. 6.000/ biji, maka seorang oknum sudah bisa mendapatkan sertifikat dan dokumen pendukung hanya dengan mengeluarkan dana sebesar Rp. 600.000,-. Kemudian surat-surat yang dipalsukan tersebut bisa digunakan menjual kecambah ilegal.

Hanya saja kondisi ini menyulitkan pekebun mendapatkan benih bermutu, mengingat saat ini kecenderngan yang terjadi, pengembangan sawit lebih banyak dilakukan perseorangan. Mengingat, pembangun kebun oleh perusahaan swasta semakin menurun akibat terbatasnya jumlah lahan dalam skala luas untuk membangun kebun kelapa sawit serta adanya moratorium pengembangan kelapa sawit yang membatasi pembangunan kebun kelapa sawit oleh swasta.

Secara kolektif kebutuhan benih saat ini masih cukup tinggi, namun dalam skala yang kecil-kecil, umumnya kurang dari 5000 kecambah. Jelas sumber benih tidak akan melayani kebutuhan dalam partai kecil.

Oleh sebab itu perlu peran serta pemerintah, khususnya Dinas Perkebunan Propinsi atau Kabupaten, untuk memfasilitasi permintaan benih masyarakat. Caranya dengan mengorganisirnya sehingga secara kolektif hingga lebih dari 5000 butir, dan selanjutnya menjadi penghubung dengan sumber benih. Ketika sumber benih mengalokasi benih maka pemerintah juga yang kemudian membagi-bagikan kecambah pada masyarakat.

Tanpa adanya upaya tersebut, akan sangat besar kemungkinan masyarakat menggunakan benih palsu karena benih unggul sulit didapat. Jika itu terjadi maka pada akhirnya pekebun akan dirugikan karena rendahnya produktivitas tanaman.

Selasa, 11 Oktober 2011

BIBIT BIO-FOB


Bibit atau benih merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam usaha tani tanaman pertanian,perkebunan dan hortikultura. Beberapa patogen berbahaya seperti Fusarium, Phytopthora, Phytium, Sclerotium dapat terbawa melalui bibit/benih yang digunakan.

Untuk memperoleh benih bermutu yaitu bebas dan toleran penyakit maka formula BioFOB adalah solusinya. Penggunaan formula telah berhasil dilakukan pada beberapa tanaman seperti cabe, tomat, padi, lada,vanili, tembakau dan nilam.

Bio-FOB, adalah formula dengan bahan aktif (b.a) spora Fusarium oxysporum non patogenik (Fo. NP). Untuk aplikasi dilapangan telah disiapkan 4 macam formula yang sudah dipaten pada Ditjen HAKI

Formula BioFOB digunakan untuk memproduksi bibit sehat dan toleran terhadap penyakit tertentu. Hasil penelitian dapat diketahui manfaat formula BioFOB pada tanaman antara lain:

1) Menginduksi/meningkatkan ketahanan tanaman terhadap infeksi patogen penyakit terutama yang disebabkan oleh

2) Menyeleksi bibit yang telah terinfeksi oleh patogen, sehingga mencegah peluang patogen penyakit terbawa

3) Menghasilkan bibit yang bermutu dan bebas patogen penyakit.Merangsang pertumbuhan dan masa produktivitas tanaman akan lebih lama dibanding cara konvensional.

Selasa, 04 Oktober 2011

KEBUN SAWIT SAYA MERUGI KARENA PUPUK

Suatu ketika seorang pengusaha konveksi menceritakan mengapa ia terpaksa menjual kebun sawitnya seluas 50 ha. “ Wah, pak, kayaknya aneh ya masa-masa sekarang ada orang jual kebun sawit”, tanya saya.

“ Ya, harusnya begitu pak. Tapi saya salah manajemen. Saya dibohongi pengelola kebun saya. Saya setiap tahunnya mengeluarkan banyak uang untuk pemeliharaan. Terutama untuk pupuk. Berulang kali pengelola kebun saya minta dikirimi uang, katanya untuk pupuk. Tapi entah kenapa begitu dikurangi hasil yang saya terima ternyata tidak signifikan”, keluhnya.

“Karena menurut saya hasil dari kebun ini tidak terlalu menarik maka saya jual dan saya tanamkan untuk investasi lain”, ditambahkannya.

Tentu ini adalah masalah yang sering dihadapi investor sawit yang menyerahkan kebunnya untuk dikelola orang lain. Seringkali pengelola yang ingin mendapatkan “untung jangka pendek”, menggunakan alasan “pembelian pupuk” untuk mendapatkan uang.

Oleh sebab itu setiap investor sawit, dan tidak berada selalu dikebun harus paham tentang pemupukan kelapa sawit. Harus tahu trik-trik mengaudit pemupukan.

Maka untuk membantu Anda para investor sawit, kami dari brother consultant menawarkan layanan rekomendasi pemupukan kelapa sawit. Melalui jasa ini Anda bisa mengetahui:

1.Apa saya pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman Anda?
2.Kapan dibutuhkan?
3.Dan berapa banyak dibutuhkan?
4.Serta Anda tahu bagaimana ciri tanaman yang dipupuk atau tidak?

Kami akan memberikan rekomendasikan pemupukan, merancang SOP pemupukan dan melatih Anda cara mengaudit kegiatan pemupukan. Bagi yang yang tertarik bisa menghubungi kami melalui nomor 085925077652