;

Minggu, 30 Mei 2010

DXP SRIWIJAYA 6: VARIETAS UNGGUL TAHAN KEKERINGAN


Varietas DxP Sriwijaya 6 (DxPSJ-6) mungkin bisa dijadikan pilihan. Selain memiliki produksi yang cukup tinggi jenis sawit ini mempunyai keunggulan dibanding dengan varietas lainnya dalam hal kandungan inti per tandan dan tahan terhadap penyakit Crown disease, Fusarium dan kekeringan.

D x P Sriwijaya merupakan varietas miliki PT. Bina Sawit Makmur yang berlokasi di Sumatera Selatan. Sawit ini memiliki rerata produktivitas hingga Rerata produktivitas TBS (ton/ha) 24,6 ton/ha/tahun. Dengan rendemen minyak 26,2 persen. Dengan produktivitas minyak mencapai 7,5 ton/ha. Serta kandungan inti per tandan adalah sebesar 6,4.

Namun menariknya indikator tersebut adalah hasil pertanaman di lahan kelas 3. Tentu bisa dibayangkan hasil yang diperoleh jika ditanam di tanah kelas 1.

Hebatnya, varietas ini sudah mulai berbuah umur 18 bulan dan mulai dipanen pada umur 26 bulan. Sehingga tidak perlu menunggu lama untuk bisa menikmati hasil dari varietas ini.

Varietas ini memiliki ketahanan terhadap penyakit Crown disease, dan Fusarium wit merupakan momok pada pertanaman kelapa sawit. Disamping itu tanaman ini cukup toleran terhadap kekeringan.

Induk dari D x P Sriwijaya berasal dari ASD Costarica. Sehingga memiliki kemiripan sifat dengan benih yang berasal dari negara di Amerika Selata itu. Jika saat ini banyak iklan tentang benih unggul Costarica yang sering kali tidak jelas asal usulnya. Maka konsumen bisa mendapatkan yang lebih jelas yakni D x P Sriwijaya 6 yang materi induknya juga berasal dari Costarica.

Varietas ini diajurkan ditanam dengan kerapatan 135 pohon per ha. Cocok ditanam di tanah kelas 1 hingga kelas 3. Benih ini bisa diperoleh di PT. Bina Sawit Makmur dengan tata cara pemesanan yang berlaku.

Kamis, 20 Mei 2010

TEKNIK KULTUR JARINGAN, UPAYA PERCEPATAN PEMBENIHAN TEBU


Pemerintah telah menetapkan target produksi gula sebesar 5,7 juta ton pada tahun 2014 sebagaimana tertuang dalam cetak biru Road Map Swasembada Gula Nasional 2010—2014. Untuk mendukung terwujudnya swasembada gula tersebut, dibutuhkan ketersediaan benih tebu yang cukup besar, yaitu kurang lebih 39 milyar stek/benih siap salur.

Salah satu alternatif yang akan ditempuh dalam penyediaan benih tebu adalah menggunakan benih kultur jaringan yang relatif dapat mempercepat sekaligus menjamin mutu benih tebu. Selama ini penyediaan benih tebu dilaksanakan melalui pembangunan kebun benih tebu berjenjang (KBP, KBN, KBI, KBD) yang memerlukan waktu ± 2 tahun, sedangkan benih asal kultur jaringan, sebelum digunakan di Kebun Tebu Giling (KTG) ditanam dulu di Kebun Benih Datar (KBD) yang hanya membutuhkan waktu ± 7 bulan.

KULTUR JARINGAN adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan dan organ, serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali. Benih tebu asal kultur jaringan yang akan ditanam pada kebun pembenihan (KBD) adalah dalam bentuk bagal mikro generasi ke-2 atau dikenal dengan benih tebu G 2, spesifikasi dari benih tebu G 2 adalah bagal mikro berdiameter 10 – 18 mm dengan jumlah mata dorman yang viable sebanyak 6 – 8 mata per bagal.

Langkah-langkah pembenihan tebu asal kultur jaringan

1. Bagal mikro (G 2) siap salur sebelum didederkan terlebih dahulu dipotong menjadi budset yang terdiri dari 1 mata tunas.

2. Untuk menghindari kematian tunas, maksimal 3 hari sejak dikirim dari sumber benih harus sudah dilakukan pendederan.

3. Lahan dederan/semaian sebelum digunakan harus digemburkan dan diberi pupuk kompos. Perawatan dederan hingga siap transplanting ke kebun benih berumur 6-8 minggu setelah tanam.

4. Dederan tebu siap transplanting ke kebun benih (Kebun Benih Datar).

5. Pembangunan kebun benih tebu asal kultur jaringan, mulai dari persiapan lahan, pemeliharaan, pengendalian gulma, dan kultivasi kebun benih harus sesuai dengan petunjuk teknis penyelenggaraan kebun benih.

Teknologi penyediaan benih tebu asal kultur jaringan telah dikembangkan oleh P3GI, BB Biogen, dan beberapa PG. Sampai saat ini di P3GI telah tersedia ± 1,2 juta benih G 2 yang siap untuk disebarkan ke petani.Dalam rangka mensosialisasikan pembenihan tebu asal kultur jaringan kepada petani, pada tahun 2010 akan dilaksanakan demplot di beberapa Provinsi, yaitu : Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, dan Provinsi Gorontalo. (Sumber: Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi Perkebunan)

Rabu, 12 Mei 2010

WORSKHOP: UP-DATING TEKNOLOGI PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT


Media perkebunan bekerjasama dengan Pal Oil Communty akan mengadakan Workshop terakbar tentang Teknologi PKS yaitu “ WORSKHOP UPDATING TEKNOLOGI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT”

Worskhop ini diselenggarakan selama 2 hari yakni 26 s.d 27 Mei 2010 dengan investasi Rp. 3.000.000/ peserta untuk workshop 2 hari di hotel Bidakara, Pancoran-Jakarta Selatan. Seminar ini akan dibuka oleh Direktur Jenderal Perkebunan, Bapak Ir. Achmad Mangga Barani. MM dengan keynote speaker. Direktur Utama MEDCO AGRO, Bapak Yana Panigoro

Adapun topik yang akan dibahas antara lain

- Prediktif Maintenence for Palm Oil Mill

- Introduction steam in Palm Oil Mill

- Gear Pump for Palm Oil Mill

- Sterilisation-Tinjauan thermodinamika dan heat transfer

- (Conventional- Vertical - Continous Sterilisation)

- Emulsi di Proses Produksi Pabrik Sawit

- Hukum Stokes, Emulsi dan Losses heavy phase

- Discustion : Vertical,Continuos & Horizontal Sterilizer

- Electrical Protection for Palm Oil Mill


dsb

Jumlah perserta dibatasi hanya 124 orang. Oleh sebab itu daftarkan diri Anda segera dengan menghubungi


Media Perkebunan

Kantor Pusat Departemen Pertanian
Jl. Harsono RM No. 3
Gedung C, Lantai 5
Ragunan-Jakarta 12550
Telp: 021-78846587
Fax : 021-78846587
Email: media_perkebunan@yahoo.co.id

Contact Person: 0813 165 35393 (Ika Sri Yantika), 0859 25077 652 (Hendra Sipayung)

Kamis, 06 Mei 2010

KOPI BP 416 A TAHAN KARAT DAUN DAN BERCITA RASA


Puslitkoka kembali merilis varietas baru kopi yakni BP 416 A. Selain memiliki keunggulan dalam hal budidaya, kopi ini juga mampu menghasilkan biji kopi pilihan yang memiliki rasa yang khas jika diolah.

Setelah melakukan persilangan selama beberapa tahun Puslikoka berhasil menemukan varietas baru 416 A. 416 A merupakan kopi arabika yang memiliki keunggulan antara lain memiliki produksi yang cukup tinggi yakni 1,5 ton/ha/tahun dan sudah dicapai pada tahun ke 3. Sedangkan awal berbuahsudah sejak tahun ke – 2 dengan produksi bisa mencapai 300 kg/ha.

Namun keistimewaan lainnya dari klon ini adalah tahan terhadap karat daun. Penyakit yang disebabkan jamur Hemileia vastatrix B. et. Br. (HV) menjadi momok bagi perkebunan karet karena dapat mematikan tanaman dalam jumlah besar. Tapi ketika klon di tanaman di daerah endemik penyakit ini ternyata tanamannya dapat bertahan dan berproduksi.

Cita rasa kopi ini cukup baik meskipun masih sedikit dibawah Andung sari 1, tetapi lebih baik SC 95 Coffie special tea yang dipakai di Bali di Flores.

Hal ini juga dibuktikan dari hasil pengujian di Nestec S.A. di Switzerland yang menunjukkan BP 416 A memiliki mutu sesuai untuk bahan baku Nespresso (Nestle Espresso).

Terkait penanaman Puslitkoka menganjurkan agar klon ini di tanaman pada ketinggian minimal 1000 m dari permukaan laut. Kopi ini perlu diberi pemupukan yang baik dan diberi naungan, jika ini dilakukan dengan tepat potensi produksi bisa diperoleh lebih dari 2 ton. Klon ini termasuk jenis tanaman yang rakus hara, kalau tidak dicukupi pupuknya kemudian naungannya tidak ada maka produksinya lekas turun. Karena klon ini sudah dilepas pada Sidang Pelepasan Varietas pada tanggal 23 April 2010.

Setelah dikeluarkannya SK Penetapan dari Menteri Pertanian , maka bahan tanam PB 416 A bisa digunakan secara luas. Tahun ini Puslitkoka menargetkan potensi entres sekitar 18.000 ruas. Namun untuk kebutuhan dalam jumlah besar Puslitkoka akan memenuhi dengan perbanyakan Somatic Embriogenesis (SE) yang potensinya bisa mencapai 2 juta per tahun.

Sumber: Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi

Selasa, 04 Mei 2010

PEMBIBITAN KOPI


Beginilah bentuk pembibitan kopi milik Puslitkoka. Idealnya bibit kopi dipelihara di tempat yang ternaung. Tentu bibit juga harus dipupuk dengan memadai. Sebagai tambahan informasi, bibit ini adalah berasal dari perbanyakan SE (Somatis Embryogenesis)

Senin, 03 Mei 2010

Ingin Produk Anda Direview di Blog Ini

Bagi Anda ingin produk Anda direview di blog ini dan dibaca ratuan orang setiap hari, silahkan hubungi pengelola blog ini melalui nomor 085925077652 atau email hendrasipayung@yahoo.com