Rabu, 27 Mei 2009
PT. SUSTRACO ADIKREASI MENYEDIAKAN JASA PENGEMBANGAN KAKAO
Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cukup prospektif saat ini. Saat harga komoditasi lain, sawit dan kakao turun drastis akibat krisis ekonomi global, harga kakao relatif stabil. Sehingga petani kakao di Indonesia masih dapat bernafas lega dan mendapatkan keuntungan secara ekonomi.
Hanya saja banyak perkebunan kakao yang belum dikelola dengan baik. Khususnya untuk bahan tanaman pada perkebunan rakyat masih banyak yang menggunakan bibit asalan. Sehingga potensi optimal tidak tercapai. Disamping itu banyak pihak, khususnya swasta maupun perorangan yang ingin mengembangkan kakao namun tidak paham tentang pengelolaan kebun kakao dengan baik dan tepat.
Oleh sebab itu PT. Sustraco Adikreasi, salah satu perusahaan yang mengkhususkan diri pada pengelolaan dan pengembangan kakao, memberikan dukungan dan jasa konsultasi terkait pengembangan kakao. Agar diperoleh keuntungan ekonomi yang optimal.
Profil PT Sustraco Adikreasi
PT Sustraco Adikreasi, mengembangkan usahanya ke sektor agribisnis kakao sejak tahun 2006, yang sebelumnya telah cukup dikenal di bidang perminyakan. Hal ini diawali dengan pengembangan kebun pembibitan di Palolo ,Kabupaten Donggala dan Kebun Induk di Santigi, Kabupaten Parimo, Sulawesi Tengah.
Untuk mengoptimalkan capaian dari sektor agribisnis kakao, PT Sustraco Adikreasi didukung tenaga ahli profesional yang berpengalaman didampingi oleh tenaga profesional muda yang sangat potensial untuk berkembang.
Disamping membangun kebun pembibitan sendiri, PT. Sustraco Adikreasi juga bekerja sama dengan petani penangkar benih dan petani –petani yang terlatih dan terpercaya di lingkungan masyarakatnya.
Layanan PT. Sustraco Adikreasi
PT. Sustraco Adikreasi menyediakan jasa maupun produk terkait dengan pengembangan kakao yang diakses oleh masyarakat, yakni:
1. Penyediaan bibit dan entris Kakao. Menyediakan entris dan bibit sambung klon unggul dengan mutu terjamin. Dimana PT. Sustraco Adikreasi memiliki koleksi klon-klon unggul seperti ICCRI 03, ICCRI 04, Sulawesi 1, Sulawesi 2 dsb.
2. Rehabilitasi Kebun Kakao. Melakukan pekerjaan sambung samping, sambung pucuk pada kebun kakao petani
3. Jasa Konsultasi pengelolaan kebun Kakao. Memberikan jasa konsultasi pengelolaan kebun kakao bagi petani anggota maupun bukan anggota. Sehingga diharapkan produksi kakao dapat mencapai potensi optimalnya.
4. Jasa Konsultasi pengelolaan limbah kebun Kakao, untuk menunjang kegiatan pertanian lainnya. Tujuannya untuk bisa meningkatkan penghasilan tambahan dari pemanfaatan by product dari perkebunan kakao.
5. Penyediaan Sarana pertanian dan peralatan pertanian. Membantu petani menyediakan sarana seperti pupuk organik dan pestisida organik dan peralatan perkebunan kakao yang tepat guna. Sehingga penggunaan pupuk menjadi efesien dan berdaya hasil
Para Pengguna Jasa
Beberapa pihak yang telah menjalin kerja jasa PT Sustraco Adikreasi antara lain:
Beberapa Kelompok Tani di Sulawesi Tengah ( dengan Luas lahan sekitar 3000 ha ) untuk melakukan rehabilitasi kebun kakao, program ini masih menunggu proses pendanaan.
MARS Corp, USA dalam pengembangan klon unggul lokal .Dalam rangka kerjasama ini,saat ini sedang dibangun Palolo Cacao Clinic di Sulawesi Tengah, yang akan melayanani petani dalam menangani masalah kebun mereka.
ASKINDO (Asosiasi Kakao Indonesia ) Sulawesi Tengah dalam rangka mengoptimalkan aset pemda Palu berupa laboratorium Kakao agar lebih dapat berhasil guna.
PT Superfarm ( perusahaan nasional yang komitmen terhadap produk pupuk dan pestisida organik), telah dilakukan uji lapang efektivitas /keandalan pupuk dan pestisisda organik untuk tanaman kakao.
Keberadaan PT Sustraco Adikreasi dalam penyediaan jasa dan produk terkait dengan pengembangan kakao, diharapkan mampu memberikan memberikan bantuan kepada berbagai pihak. Baik petani, pemerintah daerah maupun Swasta untuk dapat mengembangakan kakao berkelanjutan dan menguntungkan secara ekonomi.
Untuk informasi lebih lanjut atau mendapatkan produk dan layanan PT Sustraco Adikreasi hubungi:
PT Sustraco Adikreasi, Agribusiness Division
Dutamas Fatmawati D2/22 Jl. R.S. Fatmawati, Cipete, Jakarta, 12150,
Email address : sales@sustraco-ind.com, Website:www.sustraco-ind.com
Phone : +62 21 7230163, Fax : +62 21 72790025
Area Representative, Sulawesi Tengah :
Address ; Jln Ketapang 24 Palu ,
Phone ; 0451 462 377, Fax : 0451 462377
Email address : herusmn@yahoo.com
PEMASANGAN IKLAN DI BLOG INI
Kami menyediakan space untuk menampilkan iklan di blog ini yang berhubungan dengan pupuk dan pestisida. Iklan tersebut akan ditampilkan berupa gambar pada sitebar atau review .
Mengingat blog PBT adalah salah satu (mungkin satu-satunya) blog yang mengulas tentang perbenihan perkebunan di Indonesia, sehingga tepat menjadi tempat pemasangan iklan untuk produk perbenihan dan yang terkait seperti pupuk, pestisida dsb. Dalam satu minggu blog ini bisa menjaring hingga 2.000 pengunjung. Dimana lebih dari 60 persen adalah pengunjung baru.
Beberapa perusahaan swasta telah menayangkan iklan di blog ini dan sukses menjual bibit atau produknya (lihat tulisan-tulisan berupa penawaran bibit/perbenihan perkebunan). Bahkan baru-baru ini salah satu sumber benih sawit yang memasangkan iklan di blog PBT mendapatkan pembelian partai besar untuk tander. Dimana informasi tentang sumber benih tersebut berasal dari blog ini.
Untuk memasang iklan di blog ini ketentuan sangat mudah dan harganya relatif murah. Penyewa space tidak perlu membayar hingga jutaan rupiah untuk bisa menampilkan Iklannya untuk jangka waktu yang lama. Seperti ketika memasang iklan di media cetak.
Bagi yang berminat menyewa space dalam blog ini dapat menghubungi pengelola blog ini di nomor 085925077652 a.n. Hendra Sipayung.
CARA MENGHINDARI PEMBELIAN BENIH SAWIT PALSU
Konsumen benih perlu berhati-hati. Saat ini banyak benih atau bibit sawit yang tidak bermutu alias palsu beredar bebas. Bibit tersebut oleh si penjual diklaim dengan berbagai lebel. Apakah itu bibit Marihat, Supergene, Costarica, Socfindo dsb.
Jika konsumen sampai membeli, maka kerugiannya akan sangat jelas. Karena produksi tanaman dari bahan tanaman asalan bisa melorot hingga 50 persen dari potensi produksi tanaman asal benih bermutu. Bahkan bibit asalan bisa menghasilkan tanaman yang tidak berproduksi.
Oleh sebab itu tidak ada alasan tidak menggunakan benih bermutu. Adapun cara agar konsumen mendapatkan bahan sawit yang berkualitas adalah,
1. Dengan membeli dari sumber benih legal. Di Indonesia terdapat 8 sumber benih legal (lihat di daftar sumber benih di blog ini). Artinya yang memiliki legalitas untuk menghasilkan benih sawit hanya ke-8 sumber benih ini. Dan untuk mendapatkan benih sawit unggul pembeli harus memiliki SP2BKS (Surat Persetujuan Penyaluran Benih Kelapa Sawit) yang diperoleh dari Dinas Perkebunan Propinsi atau Kabupaten. Dan ketika disalurkan benih ini akan dilengkapi oleh sejumlah dokumen yang salah satunya adalah sertifikat benih.
2. Dengan membeli benih dari penangkar yang memiliki hubungan waralaba dengan sumber benih. Sesungguhnya selain benih, konsumen juga dapat memperoleh bahan tanaman sawit dalam bentuk bibit. Hal ini bisa didapatkan melalui penangkar yang memiliki kerjasama waralaba dengan sumber benih. Bibit dijual biasanya berumur 9 bulan sampai dengan 1 tahun. Saat ini baru Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan dan PT. Bhakti Tani Nusantara yang telah membuka kerjasama melalui waralaba dengan penangkar. Penyediaan bibit melalui waralaba ini tersebar di beberapa propinsi sentra pengembangan.
Jika konsumen sampai membeli, maka kerugiannya akan sangat jelas. Karena produksi tanaman dari bahan tanaman asalan bisa melorot hingga 50 persen dari potensi produksi tanaman asal benih bermutu. Bahkan bibit asalan bisa menghasilkan tanaman yang tidak berproduksi.
Oleh sebab itu tidak ada alasan tidak menggunakan benih bermutu. Adapun cara agar konsumen mendapatkan bahan sawit yang berkualitas adalah,
1. Dengan membeli dari sumber benih legal. Di Indonesia terdapat 8 sumber benih legal (lihat di daftar sumber benih di blog ini). Artinya yang memiliki legalitas untuk menghasilkan benih sawit hanya ke-8 sumber benih ini. Dan untuk mendapatkan benih sawit unggul pembeli harus memiliki SP2BKS (Surat Persetujuan Penyaluran Benih Kelapa Sawit) yang diperoleh dari Dinas Perkebunan Propinsi atau Kabupaten. Dan ketika disalurkan benih ini akan dilengkapi oleh sejumlah dokumen yang salah satunya adalah sertifikat benih.
2. Dengan membeli benih dari penangkar yang memiliki hubungan waralaba dengan sumber benih. Sesungguhnya selain benih, konsumen juga dapat memperoleh bahan tanaman sawit dalam bentuk bibit. Hal ini bisa didapatkan melalui penangkar yang memiliki kerjasama waralaba dengan sumber benih. Bibit dijual biasanya berumur 9 bulan sampai dengan 1 tahun. Saat ini baru Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan dan PT. Bhakti Tani Nusantara yang telah membuka kerjasama melalui waralaba dengan penangkar. Penyediaan bibit melalui waralaba ini tersebar di beberapa propinsi sentra pengembangan.
Jumat, 22 Mei 2009
TERSEDIA BIBIT SAWIT UNGGUL UNTUK WILAYAH SUMATERA DAN KALIMANTAN
Apakah Anda tengah mencari bibit sawit siap tanam? Dimana bibit tersebut terjamin mutu dan kualitasnya dan Anda membutuhkannya dalam partai besar.
Jika, ya, maka ada kabar gembira bagi Anda. Saat ini PT. Agricinal siap memasarkan bibit sawit unggulnya yang berasal dari PPKS berumur lebih dari 1 tahun.
Menariknya, bibit ini siap langsung ditanam di perkebunan. Dan cukup menunggu kurang lebih satu tahun hingga tanaman sawit ini mulai menghasilkan. Karena sawit unggul biasanya mulai akan berproduksi setelah berumur lebih dari 2 tahun.
Jika Anda membutuhkan bibit dalam jumlah besar, tidak perlu khawatir. Karena stok bibit yang tersedia cukup banyak. Yakni adalah sebanyak 750 ribu batang di kebun pembibitan di wilayah Bengkulu, dan 250 ribu batang pada pembibitan di Kalimantan Timur. Jadi tidak hanya di Sumatera, konsumen benih di Kalimantan juga bisa mendapatkan kesempatan memperoleh bibit sawit unggul bermutu.
Jadi, kalau Anda sedang membutuhkan bahan tanam sawit maka segeralah memesan bibit ke Agricinal, selagi stok tersedia. Apalagi jika Anda berdomisili diluar Sumatera, khususnya Kalimantan, maka Anda sangat diuntungkan. Karena tidak harus memesan bibit atau kecambah ke Sumatera. Bisa dibanyangkan berapa biaya transportasi yang harus dikeluarkan.
Varietas bibit yang akan dipasarkan tersebut sebagian besar berjenis Marihat. Murupakan varietas sawit yang sudah cukup dikenal oleh petani kelapa sawit di Indonesia. Tentu saja karena produktivitasnya yang tinggi. Sehingga tidak heran jika banyak petani yang lebih mengenal ”sawit Marihat” dari pada PPKS Medan.
PT. Agricinal merupakan perusahaan yang memiliki hubungan waralaba PPKS Medan. Sehingga perusahaan sawit terkemuka tersebut memperoleh wewenang membibitkan kecambah asal PPKS dan memasarkannya. Sebagai pemberi waralaba PPKS juga melakukan pengawasan dan supervisi selama masa pembibitan, sehingga bibit yang dipasarkan memiliki kualitas terjamin dan sesuai dengan standar produsen benih tersebut.
Pemesanan benih dilakukan secara langsung ke PT. Agricinal. Sebelum disalurkan bibit akan mendapatkan sertifikasi dari Balai Benih Propinsi di Propinsi Bengkulu maupun Kalimantan Timur.
Untuk informasi pembelian benih hubungi Bapak Sitompul (PT. Agricinal) di nomor 0811739696, atau pengelola blog ini melalui nomor 08592507762.
DIJUAL CEPAT BIBIT UNGGUL ASAL SUMATERA BARAT
Bagi Anda yang membutuhkan bibit kelapa sawit, kakao, karet dan kelapa, dan berdomisili di Sumatera, maka ada kabar baik bagi Anda. Saat ini tersedia stok benih dalam jumlah besar di Sumatera Barat.
Bahan tanam unggul tersebut adalah milik para penangkar binaan Dinas Perkebunan Sumatera Barat. Dan saat ini tersedia dalam kondisi siap salur dan dapat langsung ditanam di kebun. Hal ini karena usia bibit berkisar antara 1 sampai dengan 12 bulan. Ketika akan disalurkan bibit ini akan disertifikasi oleh UPT Perbenihan di Sumatera Barat.
Bagi Anda yang berminat dapat memesan bibit ini melalui Bapak Ir. Yuzarwin Yusuf selaku pembina penangkar di Sumatera Barat di nomor 081363082111.
Bahan tanam unggul tersebut adalah milik para penangkar binaan Dinas Perkebunan Sumatera Barat. Dan saat ini tersedia dalam kondisi siap salur dan dapat langsung ditanam di kebun. Hal ini karena usia bibit berkisar antara 1 sampai dengan 12 bulan. Ketika akan disalurkan bibit ini akan disertifikasi oleh UPT Perbenihan di Sumatera Barat.
Bagi Anda yang berminat dapat memesan bibit ini melalui Bapak Ir. Yuzarwin Yusuf selaku pembina penangkar di Sumatera Barat di nomor 081363082111.
Senin, 18 Mei 2009
KABAR BAIK BAGI KONSUMEN BIBIT KARET
PT. Supin Raya, sebuah perusahaan perbenihan terkemuka, telah menyiapkan 500.000 bibit karet siap salur untuk dipasarkan kepada konsumen. Lokasi penangkaran berada di 2 Kabupaten yakni Batanghari dan Sorolangun, Propinsi Jambi.Sehingga bibit ini, tentunya, bisa dimanfaatkan bagi Anda yang membutuhkannya di wilayah Jambi maupun Propinsi yang berdekatan dengan Jambi. Namun PT. Supin Raya juga siap melakukan pengiriman antar pulau jika dibutuhkan.
Bibit yang siap disalurkan tersebut menggunakan klon-klon anjuran. Untuk batang atas klon yang dipilih adalah PB 260 yang cukup dikenal sebagai klon penghasil latex dengan potensi produksi bisa mencapai 31 ton/ha pada tahun ke 15. Sedangkan untuk tahun ke 5 klon ini mampu berproduksi hingga 9 ton/ha. Untuk batang bawah digunakan jenis GT 1 yang terkenal kehandalannya.
Dan untuk menghasilkan bibit untuk batang atas PT. Supin Raya menyediakan Kebun entres seluas 26 Ha. Dan kebun ini dikelola sesuai dengan strandar teknis dan telah dimurnikan oleh Balai Penelitian Karet Sembawa. Sehingga layak digunakan sebagai sumber mata entres untuk batang atas.
Bibit yang akan disalurkan kepada konsumen menggunakan label biru dan memiliki serfikat dari Balai Benih. Sehingga terjamin kualitas dan mutunya. Bibit unggul bermutu ini dijual dengan harga relatif terjangkau. Serta, PT. Supin Raya, siap membantu konsumen dalam proses pengiriman bibit sampai lokasi penanaman.
Disamping menyediakan kebutuhan bagi perorangan maupun swasta, PT. Supin Raya juga siap mendukung program daerah terkait pengadaan bibit dalam jumlah besar. Hal ini dukung potensi produksi yang cukup besar. Dimana PT. Supin Raya mampu menghasilkan hingga 3 juta bibit karet unggul setiap tahunnya.
PT. Supin Raya merupakan perusahaan perbenihan yang selama ini menyediakan benih kapas. Dimana perusahaan yang berpusat di Sulawesi Selatan terlibat dalam sejumlah program pemerintah terkait penyediaan benih kapas. Namun tiga tahun terakhir PT. Supin Raya mencoba mengembangkan pembibitan karet di Propinsi Jambi, dan cukup sukses. Dimana setiap tahunnya jutaan bibit karet dijual kepada konsumen.
Bagi Anda yang ingin memesan bibit karet dapat menghubungi Bapak Marzuki (PT. Supin Raya) di nomor 0813661730, Bapak James Yogianto di nomor 081543321722. Atau bisa menghubungi pengelola blog ini.
Bibit yang siap disalurkan tersebut menggunakan klon-klon anjuran. Untuk batang atas klon yang dipilih adalah PB 260 yang cukup dikenal sebagai klon penghasil latex dengan potensi produksi bisa mencapai 31 ton/ha pada tahun ke 15. Sedangkan untuk tahun ke 5 klon ini mampu berproduksi hingga 9 ton/ha. Untuk batang bawah digunakan jenis GT 1 yang terkenal kehandalannya.
Dan untuk menghasilkan bibit untuk batang atas PT. Supin Raya menyediakan Kebun entres seluas 26 Ha. Dan kebun ini dikelola sesuai dengan strandar teknis dan telah dimurnikan oleh Balai Penelitian Karet Sembawa. Sehingga layak digunakan sebagai sumber mata entres untuk batang atas.
Bibit yang akan disalurkan kepada konsumen menggunakan label biru dan memiliki serfikat dari Balai Benih. Sehingga terjamin kualitas dan mutunya. Bibit unggul bermutu ini dijual dengan harga relatif terjangkau. Serta, PT. Supin Raya, siap membantu konsumen dalam proses pengiriman bibit sampai lokasi penanaman.
Disamping menyediakan kebutuhan bagi perorangan maupun swasta, PT. Supin Raya juga siap mendukung program daerah terkait pengadaan bibit dalam jumlah besar. Hal ini dukung potensi produksi yang cukup besar. Dimana PT. Supin Raya mampu menghasilkan hingga 3 juta bibit karet unggul setiap tahunnya.
PT. Supin Raya merupakan perusahaan perbenihan yang selama ini menyediakan benih kapas. Dimana perusahaan yang berpusat di Sulawesi Selatan terlibat dalam sejumlah program pemerintah terkait penyediaan benih kapas. Namun tiga tahun terakhir PT. Supin Raya mencoba mengembangkan pembibitan karet di Propinsi Jambi, dan cukup sukses. Dimana setiap tahunnya jutaan bibit karet dijual kepada konsumen.
Bagi Anda yang ingin memesan bibit karet dapat menghubungi Bapak Marzuki (PT. Supin Raya) di nomor 0813661730, Bapak James Yogianto di nomor 081543321722. Atau bisa menghubungi pengelola blog ini.
Minggu, 17 Mei 2009
VARIETAS KAPAS HASIL MUTASI RADIOAKTIF
Varietas baru tidak hanya bisa dihasilkan melalui cara konvensional, yakni melalui persilangan. Namun juga bisa diperoleh pemanfaatan teknologi radiasi. Penggunaan sinar radiasi diharapkan dapat menciptakan mutasi, proses dimana gen mengalami perubahan struktur sehingga menyebabkan perubahan fenotip yang nanti diwariskan dari satu generai ke generasi berikutnya.
Upaya memperoleh varietas baru melalui metoda radiasi radio aktif ternyata telah lama dilakukan di Badan Tenana Nuklir Nasional (Batan). Varietas yang dihasilkan melalui teknologi ini antara lain kharisma 1 dan 2 untuk tanaman kapas. Dan hasilnya juga cukup menjanjikan.
Kharisma 1 dan 2 merupakan varietas kapas yang dihasilkan melalui penyinaran sinar gamma dosis 20 Gy terhadap varietas NIAB 999 asal Pakistan. Sehingga kemudian kedua varietas ini memiliki kualitas yang lebih baik dari induknya.
Kedua jenis varietas memiliki umur panen yang gejah yakni 110 sampai dengan 120 hari. Dengan produksi bisa mencapai 4,769 ton/ha. Dimana kedua varietas ini bisa ditanam dengan kerapatan 100 x 10 cm. Sehingga untuk per ha bisa ditanami kapas hingga 100.000 tanaman.
Kelebihan lainnya dari varietas Kharisma 1 dan 2 adalah memiliki bol lebih bulat, warna serat sangat putih sehingga tidak perlu perlakuan khusus untuk memutihkan. Dan saat buah matang umumnya merekah secara sempurna sehingga mudah memanen,serta melepaskan dari kulit buah sehingga mempercepat waktu panen dan menghemat tenaga pada prosesing hasil.
Jika ditinjau dari mutu serat, kedua varietas tersebut memiliki kandungan serat yang tinggi. Kharisma 1 memiliki kandungan serat 1,147 ton/ha, dan Kharisma 2 memiliki kandungan serat sebesar 1,106 ton/ha.
Menariknya, jika ditanam tanpa menggunakan insektisida Kharisma 1 dan 2 dapat menghasilkan kapas berbiji lebih banyak dibandingkan dengan penanaman menggunakan insektisida, karena penggunaan bahan kimiawi tersebut dapat menghilangkan predator dari serangan lepideptera. Disamping itu kedua varietas ini sangat toleran terhadap serangan H. armigera.
Kedua varietas ini dapat diperoleh dalam bentuk biji di Badan Tenaga Nuklir Nasional. Saat ini status kedua varietas tersebut, Kharisma 1 dan 2, telah ditetapkan sebagai benih bina. Artinya sudah dapat digunakan secara luas oleh masyarakat.
Kedepannya penggunaan radioaktif dapat menjadi solusi untuk memproduksi bahan tanam unggul bermutu. Dan Indonesia memiliki Batan sebagai salah satu lembaga yang telah memanfaatkan teknologi tersebut, dan hingga saat ini masih melakukan penelitian untuk menghasilkan tanaman baru melalui mutasi gen.
APA DAN MENGAPA BENIH PALSU KELAPA SAWIT
Akhir-akhir ini ramai diberitakan tentang benih (dalam bentuk benih berkecambah ataupun bibit) palsu kelapa sawit. Pemberitaan tentang benih palsu di beberapa Harian Ibukota bahkan muncul beberapa kali.
Keberadaan benih palsu di pertanaman kelapa sawit di Indonesia sebenarnya telah lama diketahui. Secara statistik, rerata produktivitas nasional tahun 2003/2004 untuk minyak sawit hanya 3,27 ton CPO/ha/thn (Oil World, 2003), terpaut jauh dari potensi produktivitas yang ditawarkan sumber benih yang berkisar 7,5 – 8,5 ton CPO/ha/thn. Apabila dianggap bahwa kontribusi benih terhadap tingkat produksi adalah 50%, maka produktivitas pertanaman kelapa sawit di Indonesia seharusnya lebih dari 3,75 – 4,25 ton CPO/ha/thn.
Kesenjangan antara produktivitas nyata dengan yang diharapkan merupakan bukti banyaknya penggunaan benih ilegitim di pertanaman kelapa sawit di Indonesia. Diperkirakan antara 20 – 25% pertanaman kelapa sawit di Indonesia ditanami dengan benih ilegitim.
Secara umum dapat dikatakan bahwa produksi tandan dan minyak dari tanaman yang berasal dari benih ilegitim setinggi-tingginya hanya 50% dari tanaman yang berasal dari benih unggul. Selain merugikan konsumen dari segi produksi, penggunaan benih ilegitim menimbulkan kerugian pada berbagai sub sektor seperti :
1. merusak peralatan pabrik karena harus mengolah biji bercangkang tebal,
2. merusak citra produsen benih yang benihnya dipalsukan,
3. menurunkan tingkat produktivitas dan daya saing nasional di bidang perkelapasawitan.
Makalah ini mencoba memaparkan apa yang disebut dengan benih palsu atau benih ilegitim. Selain itu akan dipaparkan metode pemuliaan dan sistem produksi yang secara umum digunakan untuk menghasilkan benih kelapa sawit. Langkah-langkah yang perlu diambil untuk menanggulangi meluasnya peredaran benih palsu kelapa sawit juga akan ikut dibahas dalam makalah ini.
Sistem Produksi Benih
Sistem produksi benih kelapa sawit pada dasarnya merupakan rangkaian yang tak terpisahkan dari beberapa subsistem, meliputi (1) subsistem pemuliaan tanaman, (2) subsistem pengelolaan pohon induk dura dan pohon bapak pisifera, dan (3) subsistem processing benih, serta (4) subsistem pemasaran.
Subsistem pemuliaan tanaman memiliki fungsi untuk menyediakan kandidat tetua dura dan tetua pisifera yang merupakan output dari program seleksi. Subsistem pengelolaan pohon induk memiliki fungsi untuk mengelola seluruh kegiatan di pohon induk dura yang ditujukan untuk menghasilkan tandan benih, mulai dari penyediaan dan prosesing tepung sari (polen), pengamatan identitas bunga hingga pemanenan tandan benih.
Subsistem processing benih berfungsi untuk mengolah tandan benih yang dihasilkan menjadi kecambah siap salur dengan tetap mempertahankan aspek kemurnian varietas¬nya. Sementara itu, unit kerja pemasaran bertanggung jawab terhadap penyaluran bahan tanaman hingga ke tangan konsumen, dan secara pro aktif melakukan kegiatan pelayanan purna jual bahan tanaman tersebut kepada para konsumen (Gambar 1).
Gambar 1. Skema Umum Sistem Produksi Benih Kelapa Sawit
Prosedur Pemuliaan Tanaman
Secara umum, pemuliaan tanaman dapat didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai dengan metode baku untuk menghasilkan varietas baru dan mempertahankan kemurnian benih varietas yang dihasilkan. Untuk dapat menghasilkan dan mengembangkan varietas kelapa sawit, setiap institusi riset kelapa sawit harus memiliki beberapa hal sebagai berikut :
a. Populasi dasar dura dan tenera/pisifera
Seluruh kegiatan pemuliaan kelapa sawit berawal dari pembentukan populasi dasar yang terdiri atas grup dura, tenera, dan pisifera dari berbagai orijin di tingkat seleksi. Jumlah dan jenis orijin/famili yang digunakan oleh setiap lembaga riset dapat berbeda, bergantung pada arah pemuliaan dan kapasitas benih yang akan dihasilkan.
Ketersediaan populasi dura dan populasi tenera/pisifera menjadi penting bagi sumber benih karena berkaitan dengan kesinambungan program pemuliaan. Dengan demikian diharapkan institusi yang menjadi sumber benih dapat melakukan aktivitas pemuliaannya (perakitan dan pengembangan varietas) secara independen, tanpa bergantung pada institusi lain. Hal penting lainnya dalam pembentukan populasi dasar ini adalah ketersediaan informasi pedigree (silsilah keturunan) yang jelas dari masing-masing orijin/famili dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
b. Prosedur Pemuliaan
Dalam bidang pemuliaan tanaman dikenal berbagai skema seleksi, dan yang sering digunakan pada pemuliaan kelapa sawit adalah reciprocal recurrent selection (RRS) dan modified recurrent selection (MRS). Secara umum, di setiap prosedur pemuliaan kelapa sawit terdapat tahapan inti mencakup pembentukan populasi dasar, evaluasi, seleksi, serta rekombinasi.
Dari populasi dasar yang telah dibentuk dilakukan suatu tahapan evaluasi melalui pengujian keturunan (progeny test) untuk menganalisis dan menentukan persilangan terbaik yang akan direproduksi berdasarkan nilai daya gabung umum (GCA) dan daya gabung khusus (SCA) dari tetua (progenitor) yang diuji. Berdasarkan informasi daya gabung tersebut tersebut dilakukan seleksi untuk menentukan tetua-tetua yang dapat dijadikan pohon induk untuk produksi benih.
Selain untuk menentukan materi pohon induk, pada tahapan seleksi ini juga dilakukan pemilihan tetua yang akan direkombinasikan untuk mencari materi persilangan dengan potensi yang lebih baik yang digunakan pada siklus pemuliaan berikutnya. Melalui rekombinasi diharapkan dapat membentuk suatu populasi dasar baru dengan sifat-sifat yang lebih baik dari populasi dasar sebelumnya.
c. Proses pengujian keturunan (projeni)
Pengujian keturunan merupakan rangkaian percobaan yang didesain untuk menilai dengan akurat keragaan suatu hibrida (persilangan). Pengujian ini merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan oleh setiap sumber benih, karena materi yang sampai ke tangan konsumen adalah hibrida DxP.
Pengujian dilakukan mengikuti metode statistik baku, mencakup perancangan percobaan (jumlah persilangan, jumlah ulangan, jumlah individu, standard cross ), masa pengamatan (minimal selama 6 tahun setelah tanam), lokasi percobaan (dilakukan minimal pada 3 lokasi), dan metode analisis data yang digunakan untuk memprediksi nilai hibrida DxP yang akan direproduksi.
Prosedur produksi Benih
Pohon induk/bapak yang digunakan untuk menghasilkan benih komersial dilakukan dengan mereproduksikan persilangan terbaik yang telah diuji pada pengujian projeni. Skema RRS (gambar di bawah) secara fleksibel menunjukkan cara pemilihan pohon induk/bapak yang dapat diperoleh melalui perkawinan sendiri (selfing) maupun rekombinasi intra-grup.
Secara prinsip, apabila Di dan Dj telah diketahui mempunyai daya gabung umum (GCA/general combining ability) yang baik, maka keseluruhan tanaman selfing maupun rekombinasi keduanya- Dii, Djj, Dij, dapat digunakan sebagai pohon induk untuk produksi benih. Demikian juga dengan Pp, Tnn atau Tnm.
Namun demikian untuk memperoleh gain selection lebih tinggi biasanya dilakukan seleksi intra-persilangan terhadap karakter-karakter yang dianggap akan lebih menguntungkan konsumen, seperti pertumbuhan meninggi yang lebih lambat. Selain itu selection pressure ditujukan untuk mendapatkan keseragaman yang lebih tinggi pada tanaman yang dihasilkan. Adapun pengamatan produksi dan kualitas tandan lebih ditujukan untuk kelanjutan program seleksi yaitu dengan cara memilih pohon induk yang baik dan telah diketahui karakteristik genotipenya.
Benih Palsu
Benih palsu atau benih ilegitim adalah benih yang diproduksi tidak mengikuti standar proses produksi benih seperti yang lazim dilakukan oleh produsen benih dan dipersyaratkan oleh pemerintah melalui standar nasional Indonesia (SNI, sedang dalam tahap penggodokan final) untuk benih kelapa sawit. Benih ilegitim umumnya diproses dari biji asalan yang berasal dari tanaman komersial.
Seperti layaknya tanaman hibrida, benih yang diperbanyak dari tanaman komersial akan bersegregasi menjadi tanaman yang memiliki sifat seperti induk dan bapaknya. Tipe kelapa sawit dura yang dijadikan sebagai pohon induk umumnya memiliki cangkang (tempurung) tebal dan memiliki rendemen minyak rendah (< 18%), sedangkan tanaman tipe pisifera yang digunakan sebagai pohon bapak, meskipun tidak bercangkang, umumnya tidak menghasilkan tandan buah karena terjadi aborsi pada saat pembuahan.
Beberapa hal yang mendorong penggunaan benih ilegitim adalah sebagai berikut.
1.Kesenjangan permintaan dan kemampuan produksi benih.
2.Kurang informasi dan pengetahuan konsumen mengenai bahan tanaman yang benar dan baik.
3.Harga benih ilegitim jauh lebih murah dari benih unggul. Harga benih unggul kelapa sawit tahun 2009 bervariasi dari Rp. 6.000 sampai Rp. 12.000 per butir kecambah.
4.Prosedur pembelian benih dari produsen yang ditunjuk pemerintah dianggap masih terlalu merepotkan oleh sebagian konsumen (diperlukan surat permohonan, surat tanah, SP2BKS, dll.).
Selain faktor-faktor di atas, pengembangan kelapa sawit yang tidak sepenuhnya mengacu pada pola pewilayahan komoditas mengakibatkan banyak tanaman ditanam pada lahan yang tidak sesuai (kelas lahan N1 pada klasifikasi lahan kelapa sawit). Hal ini mendorong masyarakat menggunakan benih ilegitim karena kelangkaan benih unggul dan memubazirkan benih unggul (seed waste) karena tanaman yang dihasilkan tidak akan berproduksi optimal (yield potential losses).
Solusi
Untuk meredam peredaran dan penggunaan benih ilegitim kelapa sawit, maka peran dan program PPKS ke depan adalah sebagai berikut.
1.Sumber benih diharapkan lebih mendekatkan diri kepada konsumen dengan jalan menggalakkan program waralaba (varietas, benih, bibit, dll.) serta ikut mengambil tanggung jawab bagi penyediaan bahan tanaman berkualitas untuk masyarakat pekebun di wilayah yang berdekatan dengan kebun produksi benihnya.
2. Perlu lebih ditingkatkan peran Dinas Perkebunan di provinsi maupun di kabupaten pengembangan kelapa sawit untuk mempermudah pemasaran benih kelapa sawit, terutama kepada pekebun rakyat. Dalam hal ini Dinas Perkebunan dapat bertindak sebagai outlet pemasaran benih dan teknologi kelapa sawit yang dihasilkan oleh sumber benih.
3. Sumber benih harus terus melanjutkan sosialisasi kerugian penggunaan benih ilegitim, terutama untuk pekebun kecil, di seluruh wilayah Indonesia.
4.Sumber benih diharapkan mendorong dan membantu pemerintah untuk terus meningkatkan pengawasan peredaran benih/bibit kelapa sawit. (Razak Purba dan Witjaksana Ds., Pemulia PPKS Medan)
Keberadaan benih palsu di pertanaman kelapa sawit di Indonesia sebenarnya telah lama diketahui. Secara statistik, rerata produktivitas nasional tahun 2003/2004 untuk minyak sawit hanya 3,27 ton CPO/ha/thn (Oil World, 2003), terpaut jauh dari potensi produktivitas yang ditawarkan sumber benih yang berkisar 7,5 – 8,5 ton CPO/ha/thn. Apabila dianggap bahwa kontribusi benih terhadap tingkat produksi adalah 50%, maka produktivitas pertanaman kelapa sawit di Indonesia seharusnya lebih dari 3,75 – 4,25 ton CPO/ha/thn.
Kesenjangan antara produktivitas nyata dengan yang diharapkan merupakan bukti banyaknya penggunaan benih ilegitim di pertanaman kelapa sawit di Indonesia. Diperkirakan antara 20 – 25% pertanaman kelapa sawit di Indonesia ditanami dengan benih ilegitim.
Secara umum dapat dikatakan bahwa produksi tandan dan minyak dari tanaman yang berasal dari benih ilegitim setinggi-tingginya hanya 50% dari tanaman yang berasal dari benih unggul. Selain merugikan konsumen dari segi produksi, penggunaan benih ilegitim menimbulkan kerugian pada berbagai sub sektor seperti :
1. merusak peralatan pabrik karena harus mengolah biji bercangkang tebal,
2. merusak citra produsen benih yang benihnya dipalsukan,
3. menurunkan tingkat produktivitas dan daya saing nasional di bidang perkelapasawitan.
Makalah ini mencoba memaparkan apa yang disebut dengan benih palsu atau benih ilegitim. Selain itu akan dipaparkan metode pemuliaan dan sistem produksi yang secara umum digunakan untuk menghasilkan benih kelapa sawit. Langkah-langkah yang perlu diambil untuk menanggulangi meluasnya peredaran benih palsu kelapa sawit juga akan ikut dibahas dalam makalah ini.
Sistem Produksi Benih
Sistem produksi benih kelapa sawit pada dasarnya merupakan rangkaian yang tak terpisahkan dari beberapa subsistem, meliputi (1) subsistem pemuliaan tanaman, (2) subsistem pengelolaan pohon induk dura dan pohon bapak pisifera, dan (3) subsistem processing benih, serta (4) subsistem pemasaran.
Subsistem pemuliaan tanaman memiliki fungsi untuk menyediakan kandidat tetua dura dan tetua pisifera yang merupakan output dari program seleksi. Subsistem pengelolaan pohon induk memiliki fungsi untuk mengelola seluruh kegiatan di pohon induk dura yang ditujukan untuk menghasilkan tandan benih, mulai dari penyediaan dan prosesing tepung sari (polen), pengamatan identitas bunga hingga pemanenan tandan benih.
Subsistem processing benih berfungsi untuk mengolah tandan benih yang dihasilkan menjadi kecambah siap salur dengan tetap mempertahankan aspek kemurnian varietas¬nya. Sementara itu, unit kerja pemasaran bertanggung jawab terhadap penyaluran bahan tanaman hingga ke tangan konsumen, dan secara pro aktif melakukan kegiatan pelayanan purna jual bahan tanaman tersebut kepada para konsumen (Gambar 1).
Gambar 1. Skema Umum Sistem Produksi Benih Kelapa Sawit
Prosedur Pemuliaan Tanaman
Secara umum, pemuliaan tanaman dapat didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan penelitian dan pengujian atau kegiatan penemuan dan pengembangan suatu varietas, sesuai dengan metode baku untuk menghasilkan varietas baru dan mempertahankan kemurnian benih varietas yang dihasilkan. Untuk dapat menghasilkan dan mengembangkan varietas kelapa sawit, setiap institusi riset kelapa sawit harus memiliki beberapa hal sebagai berikut :
a. Populasi dasar dura dan tenera/pisifera
Seluruh kegiatan pemuliaan kelapa sawit berawal dari pembentukan populasi dasar yang terdiri atas grup dura, tenera, dan pisifera dari berbagai orijin di tingkat seleksi. Jumlah dan jenis orijin/famili yang digunakan oleh setiap lembaga riset dapat berbeda, bergantung pada arah pemuliaan dan kapasitas benih yang akan dihasilkan.
Ketersediaan populasi dura dan populasi tenera/pisifera menjadi penting bagi sumber benih karena berkaitan dengan kesinambungan program pemuliaan. Dengan demikian diharapkan institusi yang menjadi sumber benih dapat melakukan aktivitas pemuliaannya (perakitan dan pengembangan varietas) secara independen, tanpa bergantung pada institusi lain. Hal penting lainnya dalam pembentukan populasi dasar ini adalah ketersediaan informasi pedigree (silsilah keturunan) yang jelas dari masing-masing orijin/famili dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
b. Prosedur Pemuliaan
Dalam bidang pemuliaan tanaman dikenal berbagai skema seleksi, dan yang sering digunakan pada pemuliaan kelapa sawit adalah reciprocal recurrent selection (RRS) dan modified recurrent selection (MRS). Secara umum, di setiap prosedur pemuliaan kelapa sawit terdapat tahapan inti mencakup pembentukan populasi dasar, evaluasi, seleksi, serta rekombinasi.
Dari populasi dasar yang telah dibentuk dilakukan suatu tahapan evaluasi melalui pengujian keturunan (progeny test) untuk menganalisis dan menentukan persilangan terbaik yang akan direproduksi berdasarkan nilai daya gabung umum (GCA) dan daya gabung khusus (SCA) dari tetua (progenitor) yang diuji. Berdasarkan informasi daya gabung tersebut tersebut dilakukan seleksi untuk menentukan tetua-tetua yang dapat dijadikan pohon induk untuk produksi benih.
Selain untuk menentukan materi pohon induk, pada tahapan seleksi ini juga dilakukan pemilihan tetua yang akan direkombinasikan untuk mencari materi persilangan dengan potensi yang lebih baik yang digunakan pada siklus pemuliaan berikutnya. Melalui rekombinasi diharapkan dapat membentuk suatu populasi dasar baru dengan sifat-sifat yang lebih baik dari populasi dasar sebelumnya.
c. Proses pengujian keturunan (projeni)
Pengujian keturunan merupakan rangkaian percobaan yang didesain untuk menilai dengan akurat keragaan suatu hibrida (persilangan). Pengujian ini merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan oleh setiap sumber benih, karena materi yang sampai ke tangan konsumen adalah hibrida DxP.
Pengujian dilakukan mengikuti metode statistik baku, mencakup perancangan percobaan (jumlah persilangan, jumlah ulangan, jumlah individu, standard cross ), masa pengamatan (minimal selama 6 tahun setelah tanam), lokasi percobaan (dilakukan minimal pada 3 lokasi), dan metode analisis data yang digunakan untuk memprediksi nilai hibrida DxP yang akan direproduksi.
Prosedur produksi Benih
Pohon induk/bapak yang digunakan untuk menghasilkan benih komersial dilakukan dengan mereproduksikan persilangan terbaik yang telah diuji pada pengujian projeni. Skema RRS (gambar di bawah) secara fleksibel menunjukkan cara pemilihan pohon induk/bapak yang dapat diperoleh melalui perkawinan sendiri (selfing) maupun rekombinasi intra-grup.
Secara prinsip, apabila Di dan Dj telah diketahui mempunyai daya gabung umum (GCA/general combining ability) yang baik, maka keseluruhan tanaman selfing maupun rekombinasi keduanya- Dii, Djj, Dij, dapat digunakan sebagai pohon induk untuk produksi benih. Demikian juga dengan Pp, Tnn atau Tnm.
Namun demikian untuk memperoleh gain selection lebih tinggi biasanya dilakukan seleksi intra-persilangan terhadap karakter-karakter yang dianggap akan lebih menguntungkan konsumen, seperti pertumbuhan meninggi yang lebih lambat. Selain itu selection pressure ditujukan untuk mendapatkan keseragaman yang lebih tinggi pada tanaman yang dihasilkan. Adapun pengamatan produksi dan kualitas tandan lebih ditujukan untuk kelanjutan program seleksi yaitu dengan cara memilih pohon induk yang baik dan telah diketahui karakteristik genotipenya.
Benih Palsu
Benih palsu atau benih ilegitim adalah benih yang diproduksi tidak mengikuti standar proses produksi benih seperti yang lazim dilakukan oleh produsen benih dan dipersyaratkan oleh pemerintah melalui standar nasional Indonesia (SNI, sedang dalam tahap penggodokan final) untuk benih kelapa sawit. Benih ilegitim umumnya diproses dari biji asalan yang berasal dari tanaman komersial.
Seperti layaknya tanaman hibrida, benih yang diperbanyak dari tanaman komersial akan bersegregasi menjadi tanaman yang memiliki sifat seperti induk dan bapaknya. Tipe kelapa sawit dura yang dijadikan sebagai pohon induk umumnya memiliki cangkang (tempurung) tebal dan memiliki rendemen minyak rendah (< 18%), sedangkan tanaman tipe pisifera yang digunakan sebagai pohon bapak, meskipun tidak bercangkang, umumnya tidak menghasilkan tandan buah karena terjadi aborsi pada saat pembuahan.
Beberapa hal yang mendorong penggunaan benih ilegitim adalah sebagai berikut.
1.Kesenjangan permintaan dan kemampuan produksi benih.
2.Kurang informasi dan pengetahuan konsumen mengenai bahan tanaman yang benar dan baik.
3.Harga benih ilegitim jauh lebih murah dari benih unggul. Harga benih unggul kelapa sawit tahun 2009 bervariasi dari Rp. 6.000 sampai Rp. 12.000 per butir kecambah.
4.Prosedur pembelian benih dari produsen yang ditunjuk pemerintah dianggap masih terlalu merepotkan oleh sebagian konsumen (diperlukan surat permohonan, surat tanah, SP2BKS, dll.).
Selain faktor-faktor di atas, pengembangan kelapa sawit yang tidak sepenuhnya mengacu pada pola pewilayahan komoditas mengakibatkan banyak tanaman ditanam pada lahan yang tidak sesuai (kelas lahan N1 pada klasifikasi lahan kelapa sawit). Hal ini mendorong masyarakat menggunakan benih ilegitim karena kelangkaan benih unggul dan memubazirkan benih unggul (seed waste) karena tanaman yang dihasilkan tidak akan berproduksi optimal (yield potential losses).
Solusi
Untuk meredam peredaran dan penggunaan benih ilegitim kelapa sawit, maka peran dan program PPKS ke depan adalah sebagai berikut.
1.Sumber benih diharapkan lebih mendekatkan diri kepada konsumen dengan jalan menggalakkan program waralaba (varietas, benih, bibit, dll.) serta ikut mengambil tanggung jawab bagi penyediaan bahan tanaman berkualitas untuk masyarakat pekebun di wilayah yang berdekatan dengan kebun produksi benihnya.
2. Perlu lebih ditingkatkan peran Dinas Perkebunan di provinsi maupun di kabupaten pengembangan kelapa sawit untuk mempermudah pemasaran benih kelapa sawit, terutama kepada pekebun rakyat. Dalam hal ini Dinas Perkebunan dapat bertindak sebagai outlet pemasaran benih dan teknologi kelapa sawit yang dihasilkan oleh sumber benih.
3. Sumber benih harus terus melanjutkan sosialisasi kerugian penggunaan benih ilegitim, terutama untuk pekebun kecil, di seluruh wilayah Indonesia.
4.Sumber benih diharapkan mendorong dan membantu pemerintah untuk terus meningkatkan pengawasan peredaran benih/bibit kelapa sawit. (Razak Purba dan Witjaksana Ds., Pemulia PPKS Medan)
Selasa, 12 Mei 2009
IRR 112 DALAM GAMBAR
Senin, 11 Mei 2009
MUTU BENIH UNTUK MATA ENTRES
Di bawah ini adalah kriteria mutu untuk mata entres tanaman karet
Untuk aspek fisiologi hal yang perlu diperhatian adalah umur tunas adalah 8-18 bulan, payung teratas kondisi dorman dan mata yang digunakan mata prima
Dari aspek fisik entres yang dipilih adalah yang segar dan mulus. Memiliki warna hijau kecoklatan. Sebelum dijadikan mata entres entres dijaga agar tidak memar dan kesegarannya tetap terjaga
Sedangkan dari aspek genetis, entres berasal dari kebun entres sudah dimurnikan, terdiri atas klon-klon anjuran dan tidak tercampur pada saat panen.
Langganan:
Postingan (Atom)