Senin, 04 Februari 2008
RI BERBURU PLASMA NUTFAH
Jakarta, Kompas - Pemerintah tengah membahas mekanisme kerja sama bidang perkelapasawitan dengan Pemerintah Kamerun. Kerja sama akan meliputi berbagai program penelitian dan pengembangan kelapa sawit yang diawali dengan pengiriman tim ke Kamerun.
"Kami sedang mengurusnya untuk dijadikan payung kerja sama internasional. Rencana tim pendahulu dan tim ekspedisi berangkat (ke Kamerun) bulan April atau Mei 2008," kata Direktur Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian Achmad Mangga Barani di Jakarta, Jumat (1/2).
Salah satu tujuan kerja sama adalah memperkaya plasma nutfah kelapa sawit. Plasma nutfah adalah substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa organ utuh atau bagian dari tumbuhan atau hewan.
Plasma nutfah di Indonesia umumnya terdiri atas dura dan pisifera. Sebagian besar benih kelapa sawit yang beredar di Indonesia berasal dari plasma nutfah dura dengan introduksi terbatas populasi dura dari Afrika, misalnya dura-dura dari Zaire dan Kamerun. Sementara plasma nutfah pisifera berasal dari Afrika.
Saat berbicara dalam seminar Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI)dan Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST)Center di Bogor, Kamis (31/1), Direktur Perbenihan dan Sarana Produksi Deptan Darmansyah Basyaruddin mengungkapkan, pemerintah sampai saat ini belum memiliki plasma nutfah kelapa sawit sendiri.
Indonesia memiliki sedikitnya 6 juta hektar kebun kelapa sawit danmemproduksi 17,2 juta ton minyak sawit mentah (CPO) tahun 2007. Rakyat mengelola 2,636 juta hektar, BUMN perkebunan seluas 697.000 hektar, dan perkebunan swasta 2,742 juta hektar.
Pemerintah menyadari minimnya koleksi plasma nutfah. Padahal, koleksi tersebut merupakan salah satu sumber daya untuk penelitian meningkatkan kualitas benih kelapa sawit.
Saat ini, sebagian besar plasma nutfah yang merupakan kekayaan sumber daya genetik kelapa sawit merupakan milik perusahaan swasta. Adapun badan usaha milik negara perkebunan hanya memiliki sedikit koleksi pohon sumber benih kelapa sawit. Ini patut diperhatikan.
"Kalau perusahaan swasta tentu agak sulit diminta membagi koleksinya karena terkait hak kekayaan intelektual atau perjanjian bisnis yang melarangnya. Oleh karena itu, pemerintah berencana mencari plasma nutfah kelapa sawit ke Kamerun dan membangun kebun koleksi sendiri agar ada kesinambungan bagi pengembangan benih unggul," kata Darmansyah. (HAM) (Sabtu, 2 Februari 2008)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar