Kamis, 10 Juli 2008
INDONESIA AKAN SEGERA MEMILIKI KEBUN KOLEKSI PLASMA NUTFAH
Indonesia akan segera memiliki kebun koleksi plasma nutfah. Kebun tersebut akan diisi berbagai koleksi plasma nutfah kelapa sawit milik lembaga pemuliaan/sumber benih yang ada di Indonesia. Serta tanaman hasil introduksi atau eksplorasi dari luar negeri.
Kebun ini akan dibangun di atas tanah seluas 1.000 ha yang ada di Kabupaten Sijunjung . Penanaman awal akan diisi aksesi tanaman hasil eksplorasi dari Kamerun yang dilakukan oleh Dewan Minyak Sawit Indonesia bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan pada bulan Maret 2008 yang lalu.
Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan, Indonesia tertinggal dari Malaysia terkait pembangunan kebun plasma nutfah. Saat ini, negara jiran tersebut telah memiliki kebun koleksi seluas 500 ha, sedangkan Indonesia belum memiliki. Padahal keberadaan kebun tersebut sangat dibutuhkan untuk mendukung aktivitas pemuliaan tanaman kelapa sawit.
Oleh sebab itu Direktur Jenderal Perkebunan menegaskan bahwa pembangunan kebun koleksi ini harus sudah dimulai tahun ini. Diharapkan tahun 2009 kebun ini sudah bisa dibuka. Sedangkan untuk biaya pembangunan kebun tersebut akan ditanggung oleh Departemen Pertanian.
Pernyataan ini disampaikan dalam pengarahan pada Lokakarya Kajian Koleksi Sumber Daya Genetis yang dilaksanakan di Kanpus Deptan tanggal 9 Juli 2008 yang dihadiri oleh para pelaku benih kelapa sawit nasional.
Terkait dengan upaya pembangunan kebun koleksi Bupati Sijunjung, Darius Apan, mengatakan bahwa Pemda siap mendukung penyediaan lahan. Dimana lahan yang nantinya akan digunakan adalah milik masyarakat yang telah dibeli oleh pemerintah. Disamping itu Pemda juga akan mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung seperti jalan, jembatan, sekolah dan fasilitas kesehatan.
Namun diharapkan keberadaan kebun ini berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Mengingat Kabupaten Sijungjung termasuk salah satu daerah tertinggal.
Plasma nutfah kelapa sawit tersebar di beberapa lembaga riset dan produsen benih. Antara lain Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PT Socfin Indonesia, PT PP London Sumatra, PT Dami Mas Sejahtera, PT Tunggal Yunus Estate dan PT Bina Sawit Makmur, PT Tania Selatan, serta beberapa calon produsen benih kelapa sawit lain.
Untuk plasma nutfah PPKS sebagian besar berada di kebun HGU milik PT. Perkebunan Nusantara IV dengan status pinjam pakai. Sedangkan kebun plasma nutfah kelapa sawit lainnya berada dalam pengelolaan lembaga swasta nasional dan swasta multi nasional (PPKS, 2007).
Resiko yang dihadapi saat ini adalah kelestarian plasma nutfah kelapa sawit di Indonesia sangat rentan. Tidak terjamin dan sewaktu-waktu bisa terancam punah. Padahal pengadaan plasma nutfah tersebut, yang dilaksanakan melalui cara pertukaran dan pembelian, telah menghabiskan biaya yang sangat besar dan waktu yang sangat panjang.
Keberadaan kebun koleksi ini diharapkan mampu melestarikan dan mendorong peningkatan keragaman plasma nutfah di Indonesia. Dan koleksi ini nantinya akan dimanfaatkan oleh para pemulia sawit di Indonesia untuk merakit bahan tanam dengan karakter lebih spesifik.
Dari pemanfaatan sumber daya genetik yang ada di Indonesia dihasilkan 33 varietas kelapa sawit unggul yang dimiliki oleh 8 sumber benih di Indonesia. Serta untuk kapasitas produksi benih unggul nasional mencapai 167 juta butir kecambah per tahun.
(Sumber: Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar