;

Senin, 14 Juli 2008

IMUNISASI BIBIT PANILI MENYELAMATKAN PRODUKSI

Tanaman panili perlu imunisasi? Bila ingin berhasil dalam produksi, cara ini layak dilakukan. Bahan imunisasinya telah tersedia.

Salah satu kendala dalam membudidayakan panili adalah gangguan penyakit busuk pangkal batang panili (BPP) yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporus sp. vanillae (Fov). Penyakit ini terutamanya menular melalui stek yang digunakan sebagai sumber bahan tanaman. Oleh sebab itu, menggunakan bibit yang bebas Fov merupakan kunci pengendalian penyakit.

Saat ini Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (dan tentunya juga melalui CV. Meori Agro, red) berhasil mengembangkan bibit panili yang telah diimunisasi. Selain menjadi bebas Fov, bibit yang telah diimunisasi tahan terhadap penyakit BBP. Bibit panili menjadi tahan terhadap penyakit BBP setelah diimunisasi dengan F. oxysporum non-patogenetik asal tanaman panili sehat (FoNP).

FoNP adalah jamur yang tidak bersifat patogen pada tanaman dan apabila diinokulasi pada tanaman panili menyebabkan sifat ketahanan dalam panili menjadi aktif sehingga infeksi Fov bisa digagalkan. Hal ini mirip dengan bayi yang diimunisasi supaya tahan terhadap penyakit. FoNP merupakan jamur asli Indonesia yang diperoleh dari suatu proses seleksi sehingga didapatkan galur yang efektif.

Formula FoNP Galur F10A-M dan Aplikasinya
Untuk memudahkan pemakaian di lapang, galur F10A-M dibuat dalam bentuk formulasi siap pakau. Ada tiga jenis produk formulasi, yaitu:
1.BIO-FOB, produk berbentuk tepung, mengandung 106 spora FoNP pada setiap ml formula
2.BIO-FOB EC, produk berbentuk cair, mengadung 105 - 106 spora FoNP setiap ml formula
3.Organo -FOB, produk berbentuk seperti kompos, mengadung 105 - 106 spora FoNP setiap gram formula.

Dalam bentuk formula, FoNP dapat bertahan hidup selama 1 tahun, bahkan pada formula Organik-FOB jumlah cenderung bertambah.

Cara untuk memperoleh stek batang yang bebas patogen BBP adalah sebagai berikut:
1.Stek batang sampai 2-5 ruas dipilih dari tanaman yang tidak menunjukkan gejala BBP.
2.Stek dicelupkan dalam BIO-FOB EC selama 30 – 60 menit
3.Stek kemudian ditanam pada tanah yang telah dicampur dengan Organik-FOB atau BIO-FOB WP.
4.Setelah bibit berumur 3 bulan siap ditanam di lapang.


(Kiri) stek yang diinduksi dengan Fo.NP dengan metoda dipping (Kanan) stek tidak diinduksi (kontrol)


Bibit yang telah diimunisasi dengan FoNP akan mengandung FoNP dalam jaringan tanamannya tanpa menimbulkan gejalan kelainan, kecuali tanaman cenderung tumbuh lebih subur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa FoNP ditemukan dalam jaringan tanaman setelah 6 bulan imunisasi.

Keunggulan Komperatif FoNP
FoNP dapat berkembang dan bertahan hidup dalam jaringan tanaman, sehingga dapat berfungsi optimal dengan mikroba lain. Ia tidak memiliki struktur istirahat yang disebut klamidospora. Bentuk istirahat ini dapat bertahan hidup lama di alam dalam kondisi ekstrim. FoNP melindungan tanaman dengan 3 cara, yakni 1) dapat berkompetisi dalam hal nutrisi dengan patogen, 2) melindungi bagian tanaman yang luka sehingga patogen sulit masuk, dan 3) mengaktifkan sistem ketahanan tanaman terhadap infeksi patogen.

FoNP memiliki potensi untuk mengendalikan penyakit Fusarium pada tanaman tomat dan pisang. Sebagai agen hayati, FoNP dapat diandalkan untuk mengendalikan penyakit akibat Fusarium, dan merupakan komponen potensial dalam mengembangkan usaha tani organik (sumber: Biofob) .

Tidak ada komentar: