;

Selasa, 06 Mei 2008

PROSES MEMPRODUKSI BENIH TANAMAN KELAPA SAWIT BERMUTU


Benih kelapa sawit bermutu dihasilkan melalui tahapan-tahapan berjenjang dan rumit yang membutuhkan selang waktu prosesing. Hal ini mengakibatkan harga benih sawit bermutu lebih mahal dari benih sawit asalan yang dikumpulkan dari kebun produksi. Serta benih sawit bermutu tidak dapat langsung diperoleh setelah dilakukan pemesanan.

Tulisan ini bertujuan agar calon konsumen benih sawit dapat memahami betul seluk-beluk produksi benih bermutu yang ternyata cukup kompleks, serta memerlukan biaya yang cukup besar. Sehingga konsumen tidak mudah terkecoh berbagai penawaran benih sawit oleh oknum dengan daya tarik harga. Serta memahami perlunya penyusun rencana pemesanan agar waktu pengiriman benih dapat disesuaikan dengan waktu tanam.

Tahapan produksi benih kecambah kelapa sawit, dalam hal ini kecambah, adalah mencangkup seluruh proses mulai dari pemilihan pohon induk dan bapak sampai pengemasan untuk dikirim ke konsumen. Pada sumber benih kelapa sawit semua tahap terseubt diawasi dengan ketat agar kualitas mutu bahan tanam dapat dijamin.

Persilangan Pohon Induk Terpilih dan Pohon Bapak

Proses pengadaan pohon induk dan pohon bapak bukanlah hal yang mudah. Pemilihan pohon induk dan bapak didasarkan pada hasil pengujian di lapangan seperti produktivitas tandan buah segar, kualitas tandan buah segar, dan sifat-sifat pertumbuhannya. Bahan tanaman yang unggul memiliki ciri produktivitas tinggi, rendemen minyak dan inti yang tinggi, serta pertumbuhan meninggi yang lambat. Proses persilangan pohon induk terpilih dan pohon bapak terpilih meliputi beberapa kegiatan yaitu pemeriksaan pohon induk dan pohon bapak, pembungkusan tandan bunga, penyerbukan tandan bunga betina, pembukaan pembungkus dan pemanenan tandan benih.

Pemeriksaan pohon induk dilakukan setiap minggu atau dapat dipercepat bila terdapat banyak bunga yang akan diserbuki, demikian pula dengan pemeriksaan pohon bapak dilakukan setiap minggu untuk mengetahui jumlah tandan bunga jantan yang akan dibungkus dan dipanen. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, pohon induk dan bapak yang sudah siap akan segera dibungkus. Untuk pohon induk, pembungkusan dilakukan sekitar 10–12 hari sebelum bunga mulai mekar. Untuk pohon bapak, pembungkusan dilakukan sekurang-kurangnya 10 hari sebelum anthesis bunga mulai mekar.

Bunga betina yang akan dibungkus, dibersihkan terlebih dulu dari duri. Pelepah penyangga bunga dipotong kemudian ditekan ke bawah sehingga tandan mudah untuk dibungkus. Lalu, tangkai dibalut oleh kapas dan formalin untuk mengendalikan serangan serangga pengganggu. Pembungkus yang terbuat dari terpal dan memiliki 2 jendela plastik, disarungkan ke bunga hingga ke bawah tangkai bunga dan diikat dengan karet di bagian tengah tangkai bunga. Di bagian luar dari dasar pembungkus, dibalut lagi dengan kapas dan formalin. Tandan bunga diamati setiap hari untuk mengetahui masa receptive. Ciri-ciri bunga telah memasuki masa receptive adalah sebagian besar kepala putik telah terbuka lebar dan berwarna putih kekuningan serta mengeluarkan bau yang khas, apabila kepala putik telah berwarna merah mekar maka masa penyerbukan telah lewat.

Demikian pula dengan bunga jantan. Pembungkusan dilaksanakan pada waktu yang tepat dan dilakukan sedemikian rupa sehingga pangkal tangkai bunga tidak mengalami banyak kerusakan yang adapat mengurangi tepung sari (pollen) yang akan dipanen. Seludang dan duri-duri pada pelepah daun dibuang sehingga memudahkan pembungkusan. Sebelum dibungkus, gagang atau tangkai bunga dibalut dengan kapas yang telah diberi formalin (sekitar 1 kg kapas untuk 8 bunga jantan). Pembungkus sebelah dalam dimasukkan dengan menggunakan alat yang terbuat dari plat tumpul dan kemudian diikat dengan karet 8-10 lilit. Panen dilakukan setelah 10-15 hari setelah pembungkusan, dengan kriteria tangkai bunga telah mengeluarkan tepung sari (60-70%) dari bagian pangkal bunga dengan bau yang wangi.

Setelah bunga betina siap dibuahi (masa receptive) dan bunga jantan sudah dipanen maka segera dilakukan penyerbukan. Penyerbukan yang dilakukan adalah penyerbukan bantuan ( assisted pollination). Tepung sari atau pollen yang telah dimasukkan ke dalam botol penyemprot (memiliki pipa panjang pada bagian ujungnya), disemprotkan ke lubang jendela plastik terpal pembungkus tandan bunga betina. Sebelum membuat lubang, pisau dan jendela plastik harus dilap dengan alkohol dan kapas. Seluruh bunga disemprot dari berbagai arah dan tandan bunga digoncangkan agar pollen tersebar merata. Lalu lubang di jendela ditutup dengan plaster plastik. Untuk menyerbuki 1-2 tandan bungan betina diperlukan 0,25 gr pollen.

Setelah 15 hari penyerbukan pembungkus tandan dapat dibuka dengan tanda kepala putik telah berwarna coklat hitam. Setelah pembungkus dibuka kemudian dimasukkan kawat pengikat label yang berisi identitas induk sehingga mudah untuk mengetahui asal-usul benih jika terjadi penyimpangan. Setelah 150 hari (5-6 bulan) setelah penyerbukan. Jika tandan telah mulai berwarna merah dan belum membrondol. Satu pohon induk kelapa sawit dapat menghasilkan 7-8 tandan buah/tahun, dan dalam satu tandan buah kelapa sawit dapat menghasilkan kira-kira 1.000-1.300 kecambah, tetapi untuk dijadikan kecambah hanya sekitar 75% yang akan diambil akibat proses seleksi. Pada setiap tahap label identitas harus selalu terpasang.

Persiapan Benih

Tandan buah yang sudah dipanen dibawa ke tempat persiapan benih dengan menggunakan mobil pengangkut buah dari lokasi tanam. Setaip tandan memiliki harus label berdasarkan keterangan persilangan yang dilakukan oleh petugas kebun. Kelengkapan label tersebut diperiksa kembali pada saat TBS (Tandan Buah Segar) tiba di tempat persiapan benih. Tandan tersebut ditimbang dan kemudian dicincang untuk memisahkan spikelet (buah) dari stalk (tongkol). Setiap tandan tidak boleh tercampur dengan tandan lainnya sehingga kemurnian identitas varietas dapat terjamin. Selanjutnya hasil cincangan tersebut dimasukkan ke dalam peti fermentasi.

Fermentasi dilakukan 2 tahap. Fermentasi pertama bertujuan untuk memudahkan pemisahan brondol dari spikeletnya, lamanya sekitar 3-4 hari. Setelah itu, dilakukan fermentasi ulang dengan tujuan memudahkan pengupasan mesocarp dari benih selama kurang lebih 3 hari. Waktu yang diperlukan untuk seluruh proses fermentasi sekitar 7 hari dan untuk mempercepatnya berondolan dalam kotak tersebut disiram. Tahap selanjutnya adalah pengupasan daging buah dengan menggunakan mesin pengupas buah atau depericarper selama kuang lebih 45 menit. Untuk menghindari kontaminasi jamur, benih yang telah bersih tersebut dicelupkan dalam larutan dhitane M-45 dengan kepekatan 0,2%.

Benih kemudian diperiksa agar benih yang dihasilkan bermutu baik dengan cara memeriksa keadaan embrio dan diambil 50 benih yang normal per persilangan. Benih yang terlalu kecil ataupun terlalu besar kemudian dibuang untuk menghindari pertumbuhan yang tidak seragam. Pemeriksaan benih dilakukan 2-3 kali dan jika hasil pemeriksaan menunjukkan persentase embrio normal kurang dari 80% maka hasil persilangan tersebut diafkir dan dimusnakan. Benih yang lolos seleksi dipilah dan dihitung lagi untuk mengetahui berapa jumlah benih per tandan persilangan dan kemudian dimasukkan ke kantong plastik untuk dibawa ke tempat penyimpanan sebelum diproses lebih lanjut.

Pemecahan Dormansi

Setelah benih disimpan selama satu bulan kemudian dilakukan pemecahan dormansi dengan cara dua kali perendaman. Perendaman pertama dilakukan selama 3 hari dan bertujuan menaikkan kadar air. Air rendaman diganti setiap hari dan untuk menghindari kontaminasi jamur, benih direndam dengan dithane M-45 0,2% selama 10 menit. Selanjutnya benih dikeringanginkan selama 20-24 jam. Setelah benih cukup kering, benih dimasukkan lagi ke dalam kantong plastik ukuran 30 x 60 cm dan digembungkan lalu kantong benih dimasukkan ke dalam ruang pemanas selama 50-60 hari pada temperatur 38-40°C. Setiap minggu kantong benih dikeluarkan dan dibuka untuk pemberian oksigen dan diperciki air agar tidak terlalu kering.

Kemudian dilaksanakan perendaman II selama 6-7 hari untuk menaikkan kadar air dari 18% menjadi 22-23%. Setelah itu benih keringanginkan selama kurang lebih satu hari, dapat juga menggunakan bantuan kipas angin. Dalam setiap tahap, label berisi keterangan identitas tandan harus selalu terpasang. Kemudian dibawa ke ruang kecambah.

Pengecambahan dan Pengemasan
Ruang kecambah adalah ruangan yang diatur untuk proses perkecambahan, memiliki tempratur 26-28°C dengan alat bantu fan heater dan kipas angin. Setiap minggu kantongan diperiksa dan apabila sudah ada benih yang berkecambah dikeluarkan dari kantongan untuk dipilih kecambah yang normal. Kecambah normal adalah kecambah yang tumbuh sempurna dan secara jelas dapat dibedakan antara radicula dan plumulanya, tidak patah, dan tumbuh lurus. Setiap kecambah normal dimasukkan ke dalam kantong pengiriman dan diberi label. Setiap kantong dapat berisi sekitar 200-300 benih.

Perkecambahan tidak selalu seragam. Bienih yang belum berkecambah dimasukan kembali ke ruang kecambah selama satu minggu untuk kemudian diperiksa. Di PPKS, kegiatan ini dilakukan hingga lima kali dan jika benih belum berkecambah juga dilakukan daur ulang pemecahan dormansi lagi.

Kecambah yang terpilih kemudian dikemas ke dalam kotak pengiriman berukuran 40 cm x 60 cm x 40 cm dan diberi serbuk gergaji untuk mengurangi kerusakan akibat benturan selama perjalanan.

Peranan benih sebagai pemegang dalam keberhasilan produksi tanaman kelapa sawit tidak lepas dari ketelitian proses produksi. Beberapa tahap seleksi yang dilakukan untuk memperoleh benih unggul bermutu akan mewujudkan produksi hasil kelapa sawit yang optimal. Pengawasan yang ketat sejak tahap awal produksi benih dapat mengurangi kerugian yang timbul karena penggunaan benih palsu oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Demikian, semoga informasi di atas dapat menambah manfaat bagi rekan-rekan PBT lainnya dalam melaksanakan tugas di lapangan (Anastasia Fransisca, SP)

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Dengan Bibit yang bagus berarti kita telah menggantungkan harapan yang baik untuk 25 tahun siklus penamanan sawit tersebut.

Namun tanpa menggunakan sistem kontrol yang baik seperti ERP www.mysap2.com kebun sawit akan jadi harapan saja.

Anonim mengatakan...

makasih atas informasinya pak

Unknown mengatakan...

Terima kasih atas artikelnya. Kami bermaksud akan membangun kebun benih sawit sendiri sebagai sumber benih untuk kebutuhan Perusahaan. Mohon dapat dikirimkan prosedur pembuatan kebun benih sawit dan bagaimana proses perizinannya, sehingga benih yang akan dihasilkan manti bisa bersertifikat. Terima kasih.

Freedo Naldo Manik mengatakan...

Kalau mau bersertifikat,harus ke dinas perkebunan mas ngurus nya