Senin, 26 Mei 2008
PENYEDIAAN BIBIT TEBU BERKUALITAS MELALUI KEBUN BERJENJANG
Secara komersil perbanyakan tanaman tebu dilakukan secara vegetatif, yaitu dalam bentuk stek batang. Di Jawa setiap 1 ha kebun bibit dapat memenuhi kebutuhan 8 ha kebun tebu giling, sedangkan diluar Jawa lebih kecil lagi, 1 ha kebun bibit hanya dapat memenuhi kebutuhan 6 ha kebun tebu giling.
Menurut aturan normal P3GI, pembibitan tebu perlu dilakukan berjenjang mengingat masalah-masalah yang berkaitan dengan aspek teknis dan ekonomis.
Secara teknis dimungkinkan untuk memperpendek jenjang, tapi kesulitannya adalah sulit untuk mengdakan bibit dalam jumlah besar. Disamping itu faktor pengangkutan bibit akan jadi masalah karena volume dan berat bibit yang demikian besar. Contoh apabila untuk pengembangan 1.000 ha plant cane ( tebu giling ) dibutuhkan bibit tebu sebesar 7.000 ton.
Berdasarkan praktek yang dilakukan, pembibitan berjenjang adalah sebagai berikut :
1) Kebun Bibit Pokok Utama (KBPU) : penangkaran bibit penjenis oleh pemilik varietas atau pemulia (P3GI) dengan tingkat kemurnian 100 %
2) Kebun Bibit Pokok (KBP) : bahan tanaman dari KBPU, tingkat kemurnian 100 %, dilaksanakan oleh P3GI/PG
3) Kebun Bibit Nenek (KBN) : bahanan tanaman dari KBP, tingkat kemurnian 100 %, dilaksanakan oleh PG
4) Kebun Bibit Induk (KBI) : bahan tanaman dari KBN, tingkat kemurnian 98 %, dilaksanakan oleh PG
5) Kebun Bibit Datar (KBD) : bahan tanaman dari KBI, tingkat kemurnian 95 %, dilaksanakan oleh penangkar bibit/Koperasi, sebaiknya lokasi pembibitan dekat areal pengembangan.
Kebun Tebu Giling (KTG) : kebun produksi bahan tanam dari KBD
ApabIla dilakukan secara berjenjang, maka untuk setiap 1 ha pembibitan awal (dimulai dari KBP), maka dalam 2 tahun baru bisa menghasilkan bibit untuk 4.096 ha pengembangan.
1 ha - 8 ha - 64 ha – 512 ha – 4.096 ha (masing-masing periode membutuhkan waktu 6 bulan)
Faktor perkalian setiap jenjang pembibitan tebu di Jawa dan di luar Jawa adalah sebagai berikut :
a) Faktor penangkar di Jawa (lahan sawah)
KBP : KBN = 1 : 6
KBN : KBI = 1 : 7
KBI : KBD = 1 : 6
KBD : KTG = 1 : 8
B0 Faktor penangkar pada lahan kering di luar Jawa
KBP : KBN = 1 : 6
KBN : KBI = 1 : 6
KBI : KBD = 1 : 6
KBD : KTG = 1 : 6
Setiap wilayah PG maksimum dikembangkan 9 varietas unggul spesifik lokasi yang terdiri dari 3 varietas masak awal, 3 varietas masak tengah dan 3 varietas masak akhir.
Varietas yang dipilih untuk dikembangkan adalah hasil rating varietas dan diminati petani.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar