Rabu, 28 April 2010
TERSEDIA BIBIT SAWIT DI SUMATERA SELATAN
Untuk bulan ini bibit kelapa sawit pewaralaba Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan boleh dikatakan hampir "ludes". Hal ini karena tingginya pesanan dan jumlah penangkar yang berkerjasama dengan PPKS terbatas.
Namun untunglah, dengan pola penanaman bergilir penangkar di Sumatera Selatan, Bapak Gepeng, salah penangkar terbesar di wilayah pengembangan sawit dan karet tersebut, yang memiliki kerjasama dengan PPKS, masih menyediakan bibit sawit unggul. Umurnya bibit sudah siap salur yakni di atas 1 tahun dengan stok 200.0000 batang. Kebun berada di Musi Rawas Sumatera Selatan.
Bibit yang ditangkarkan berjenis Marihat yang sudah terkenal dengan keunggulan. Potensi produksi bisa mencapai 30 ton/ha/tahun jika dibudidayakan sesuai dengan standar teknis. Namun petani yang telah menanam jenis ini mengakui bisa mencapai produksi sampai dengan 25 ton/ha/tahun.
Bagi rekan-rekan yang berminat dengan bibit ini bisa mendapatkan dengan memesan melalui pengelola blog ini.
BENIH SAWIT LEGAL TIDAK DITENTUKAN OLEH KEMASAN
Saat ini konsumen harus ekstra hati-hati. Pasalnya modus pemalsuan benih sudah sampai pada pemalsuan kemasan. Seperti gambar di atas adalah benih asal Socfindo oplosan yang memalsukan kemasan dari sumber benih tersebut.
Boleh dikatakan hampir tidak ada bedanya dengan yang asli. Hanya saja nomor registrasi yang ada di kemasan ini demikian juga pada dokumen yang menyertainya dipastikan tidak sesuai dengan data base yang ada di PT. Socfind Indonesia.
Oleh sebab itu cara efektif agar tidak menjadi korban oknum-oknum pemalsu benih adalah dengan membeli benih dari sumber benih legal, tidak melalui orang ketiga.
Ketika membeli benih setiap kali akan dikirim atau diterima di lokasi selalulah meminta bantuan petugas pengawas benih yang ada di Dinas Perkebunan untuk melakukan pengecekan dokumen. Hanya dengan cara ini benih sawit unggul bisa diperoleh.
TIGA VARIETAS BARU TANAMAN PERKEBUNAN DILEPAS
Tim Penilai dan Pelepas Varietas (TP2V) melepas 3 varietas baru pada Sidang Pelepasan Varietas yang diadakan pada tanggal 23 April 2010. Ketiga varietas tersebut adalah D x P G2, varietas kelapa sawit milik Dami Oil Palm Research Station Papua New Guinea, PNG,D x P PPKS 239 , juga varietas kelapa sawit milik Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan dan BP 416 A, varietas kopi milik Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember.
Sedangkan 3 varietas lainnya yang turut diusulkan pada sidang tersebut oleh Tim tidak dilepas pada kesempatan ini karena adanya kekurangan yang perlu diperbaiki oleh pihak pengusul. Adapun ketiga varietas tersebut adalah Varietas Pala Sukabumi, Jambu Mente Muna dan Kemiri Sunan.
Varietas D x P G2 dilepas dengan pertimbangan memiliki produtivitas yang tinggi dan memiliki kinerja yang baik ketika ditanam di wilayah Indonesia. Varietas D x P PPKS 239 dilepas dengan pertimbangan produksi tinggi dan hasil minyak khususnya PKO cukup tinggi. Sedangkan BP 416 A oleh Tim dinyatakan layak untuk dilepas dengan pertimbangan produksi tinggi, tahan penyakit karat daun dan memiliki citra rasa yang khas.
Benih dari ketiga varietas ini mulai dapat digunakan secara luas setelah dikeluarkannya SK Penetapan Benih Bina oleh Menteri Pertanian sebagai tindak lanjut dari pelepasan varietas ini. Sehingga ke depannya penyediaan benih bermutu bagi masyarakat dapat ditingkatkan.
Sumber: Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi
Sedangkan 3 varietas lainnya yang turut diusulkan pada sidang tersebut oleh Tim tidak dilepas pada kesempatan ini karena adanya kekurangan yang perlu diperbaiki oleh pihak pengusul. Adapun ketiga varietas tersebut adalah Varietas Pala Sukabumi, Jambu Mente Muna dan Kemiri Sunan.
Varietas D x P G2 dilepas dengan pertimbangan memiliki produtivitas yang tinggi dan memiliki kinerja yang baik ketika ditanam di wilayah Indonesia. Varietas D x P PPKS 239 dilepas dengan pertimbangan produksi tinggi dan hasil minyak khususnya PKO cukup tinggi. Sedangkan BP 416 A oleh Tim dinyatakan layak untuk dilepas dengan pertimbangan produksi tinggi, tahan penyakit karat daun dan memiliki citra rasa yang khas.
Benih dari ketiga varietas ini mulai dapat digunakan secara luas setelah dikeluarkannya SK Penetapan Benih Bina oleh Menteri Pertanian sebagai tindak lanjut dari pelepasan varietas ini. Sehingga ke depannya penyediaan benih bermutu bagi masyarakat dapat ditingkatkan.
Sumber: Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi
Jumat, 23 April 2010
VARIETAS SAWIT D x P PPKS 239, HIGH CPO, HIGH PKO
Adakah varietas yang menjadikan petani, swasta kaya raya? Ada.!!! yang sesaat lagi sudah bisa Anda dapatkan.
D x P PPKS 239 adalah varietas PPKS yang sangat sensasional. Pasalnya seluruh indikator performan sangat baik, mulai dari produktivitas hingga kandungan CPO (Crude Palm Oil) dan PKO(Palm Kernel Oil).
Bayangkan saja dalam TM 4-6 tahun varietas ini sudah bisa mendapatkan produksi hingga 30,5 ton/ha, melejit 32,6 ton/ha pada masa tanaman tahun 6 -9. Tanaman sudah mulai berbuah umur 2 tahun dengan potensi hasil mencapai 10 ton/ha/tahun. Data ini diperoleh dari hasil penanaman pada kebun yang perawatannya medium (tidak terlalu baik juga tidak terlalu buruk). Bisa dibayangkan jika varietas ini ditanam di perkebunan dengan perawatan intensif.
Namun Anda akan semakin terkejut setelah melihat hasil produksi CPO dan PKO nya. Varietas ini dirakit bertujuan tidak hanya untuk mendapakan CPO yang tinggi juga PKO. Pasalnya PKO memiliki harga yang lebih tinggi di pasaran. Hebatnya varietas ini bisa menghasilkan Mampu produksi CPO hingga 8,4 ton/ha/tahun dan PKO hingga 0,7 – 1 ton/ha/tahun
Sehingga varietas ini cukup menguntungkan bagi industri pengolahan TBS karena produksi minyaknya cukup tinggi. Disamping itu ketebalan cangkan juga lebih besar dari varietas D x P PPKS 540 yang sudah dikenal penghasil CPO yang cukup tinggi, yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar di pabrik.
Hal yang cukup unik lainnya dari varietas ini, pada karnelnya ada yang memiliki 2 atau tiga ruang (lihat gambar di bawah). Menariknya masing-masing ruang memiliki embrio tersendiri atau dapat menumbuhkan tunas tersendiri. Barangkali ini adalah salah satu keanehan yang tidak dijumpai pada varietas lainnya yang ada di Indonesia.
Untuk penanaman, varietas ini diajurkan ditanam dengan kerapatan 136 pohon per ha. Mengenai ketahanan terhadap organisme dan cekapan lingkungan, selama pengujian di lapanga yang dilakukan oleh PPKS ternyata tidak ditemui outbreak serangan hama dan penyakit. Serta tidak ditemukan gejala kerusakan akibat cekaman lingkungan.
D x P PPKS 239, merupakan varietas unggul teranyar dari PPKS dan disebuat generasi kedua. Varietas ini baru saja dinyatakan lulus pada sidang pelepasan varietas pada 23 April 2010 yang lalu. Rencananya akan mulai dipasarkan pada pertengahan tahun 2011 dengan target produksi 1.000.000 kecambah.
Benih ini dapat dipesan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan, mengikuti ketentuan pemesanan yang berlalu. Ingin bangun kebun? Masa sih tidak tergona mencoba varietas sensional ini?
D x P PPKS 239 adalah varietas PPKS yang sangat sensasional. Pasalnya seluruh indikator performan sangat baik, mulai dari produktivitas hingga kandungan CPO (Crude Palm Oil) dan PKO(Palm Kernel Oil).
Bayangkan saja dalam TM 4-6 tahun varietas ini sudah bisa mendapatkan produksi hingga 30,5 ton/ha, melejit 32,6 ton/ha pada masa tanaman tahun 6 -9. Tanaman sudah mulai berbuah umur 2 tahun dengan potensi hasil mencapai 10 ton/ha/tahun. Data ini diperoleh dari hasil penanaman pada kebun yang perawatannya medium (tidak terlalu baik juga tidak terlalu buruk). Bisa dibayangkan jika varietas ini ditanam di perkebunan dengan perawatan intensif.
Namun Anda akan semakin terkejut setelah melihat hasil produksi CPO dan PKO nya. Varietas ini dirakit bertujuan tidak hanya untuk mendapakan CPO yang tinggi juga PKO. Pasalnya PKO memiliki harga yang lebih tinggi di pasaran. Hebatnya varietas ini bisa menghasilkan Mampu produksi CPO hingga 8,4 ton/ha/tahun dan PKO hingga 0,7 – 1 ton/ha/tahun
Sehingga varietas ini cukup menguntungkan bagi industri pengolahan TBS karena produksi minyaknya cukup tinggi. Disamping itu ketebalan cangkan juga lebih besar dari varietas D x P PPKS 540 yang sudah dikenal penghasil CPO yang cukup tinggi, yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar di pabrik.
Hal yang cukup unik lainnya dari varietas ini, pada karnelnya ada yang memiliki 2 atau tiga ruang (lihat gambar di bawah). Menariknya masing-masing ruang memiliki embrio tersendiri atau dapat menumbuhkan tunas tersendiri. Barangkali ini adalah salah satu keanehan yang tidak dijumpai pada varietas lainnya yang ada di Indonesia.
Untuk penanaman, varietas ini diajurkan ditanam dengan kerapatan 136 pohon per ha. Mengenai ketahanan terhadap organisme dan cekapan lingkungan, selama pengujian di lapanga yang dilakukan oleh PPKS ternyata tidak ditemui outbreak serangan hama dan penyakit. Serta tidak ditemukan gejala kerusakan akibat cekaman lingkungan.
D x P PPKS 239, merupakan varietas unggul teranyar dari PPKS dan disebuat generasi kedua. Varietas ini baru saja dinyatakan lulus pada sidang pelepasan varietas pada 23 April 2010 yang lalu. Rencananya akan mulai dipasarkan pada pertengahan tahun 2011 dengan target produksi 1.000.000 kecambah.
Benih ini dapat dipesan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan, mengikuti ketentuan pemesanan yang berlalu. Ingin bangun kebun? Masa sih tidak tergona mencoba varietas sensional ini?
Senin, 19 April 2010
KELAPA UNIK ASAL KALTIM
Percayakah Anda jika ada kelapa yang sabutnya bisa dijadikan sayuran. Dan air nya memiliki rasa “segar” seperti softdrink?
Ternyata semua keunggulan tersebut ada pada kelapa unik asal Kalimantan Timur. Masyarakat setempat menyebut dengan nama kelapa Tapisan yang hanya dijumpai di Pulau Derawan Kabupaten Berau.
Menurut informasi dari petugas dari Dinas Perkebunan Kalimantan Timur yang pernah mengunjungi pulau Derawan , air kelapa unik itu memiliki rasa seperti “sprite”, merek salah satu minuman ringan. Segar dan rasanya manis bercampur asam, di lidah terkecap seperti bersoda.
Sedangkan sabut dari buah kelapa yang masih muda oleh masyarakat setempat dioleh menjadi sayuran. Rasanya cukup lezat jika diolah dengan tepat.
Sebagaimana kelapa dalam pada umumnya, tanaman ini bisa berbuah sampai 25 tahun. Dan buahnya digunakan untuk menghasilkan santan atau minyak kelapa.
Namun masyarakat setempat belum membudidayakan tanaman ini secara intensif. Tanaman tersebut tumbuh secara alamiah di pinggir pantai, di kebun masyarakat atau di kawasan hutan.
Oleh karena jumlahnya yang semakin langka maka pemerintah Kalimantan Timur berupaya melestarikan tanaman ini. Yakni, dengan melakukan perbanyakan dari pohon induk terpilih.
Namun kedepan Pemda Kaltim akan mengusulkan kelapa ini agar ditetapkan sebagai varietas bina. Sehingga kemudian dapat disebarluaskan dan ditanam di wilayah lainnya di Indonesia.
Senin, 05 April 2010
DUA VARIETAS KELAPA SAWIT “SEJUTA UMAT”
Tidak semua varietas kelapa sawit milik sumber benih cukup familier dimata pekebun sawit. Mungkin tidak banyak yang menyadari jika saat ini Indonesia telah memiliki33 jenis kelapa sawit yang tersebar di 8 produsen benih.
Namun ada 2 jenis varietas yang cukup populer. Bahkan lebih dikenal dari sumber benihnya sendiri, yakni kelapa sawit janis Marihat dan Socfindo. Untuk jenis Marihat cukup menarik. Banyak calon pekebun sawit yang mengenal nama varietas tersebut tapi tidak mengetahui bahwa produsennya adalah Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Sedangkan jenis Socfindo karena namanya sama dengan nama produsennya calon konsumen benih langsung mengetahui jika produsennya adalah PT. SOCFINDO.
Mengapa kedua varietas ini menjadi benih sejuta umat? Selain karena sudah lama ditetapkan sebagai benih bina yakni sejak tahun 1985 untuk Varietas Marihat dan dan Socinfdo jenis Lame tahun 2004, juga tidak lepas dari keunggulannya.
Berdasarkan data dari PPKS Medan varietas Marihat memiliki potensi produksi 12 tandan per tahun dengan berat tandan 17 kg untuk setiap pohon. Dengan potensi minyak 6,7 ton/ha/tahun. Menariknya tanaman ini sudah berbuah sejak umur 14 – 18 bulan dan sudah dapat dipanen setelah umur 30 bulan.
Sedangkan varietas Socfindo jenis Lame berdasarkan data dari PT. Socfindo memiliki potensi produksi 31,5 ton/ha/tahun yang dapat dicapai umur 6 – 9 tahun. Dengan potensi minyak 8,5 ton.
Tentu data-data tersebut adalah data optimal bisa jadi setelah dilapangan potensi tersebut tidak tercapai. Namun mengapa kedua varietas ini cukup populer, berdasarkan pengakuan petani, tidak lepas dari kehandalam kedua jenis sawit tersebut ketika ditanaman di kebun.
Bahkan bisa dikatakan mengapa kedua varietas tersebut paling dicari saat ini. Tidak lepas dari penyebaran informasi dari mulut ke mulut tentang hebatnya kedua varietas tersebut. Hanya saja banyak oknum yang kemudian memanfaatkan momen ini dengan menawarkan bibit dengan nama ”Marihat” atau ”Socfindo”.
Padahal Varietas Marihat hanya bisa diperoleh dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan atau penengkar pewaralaba dengan PPKS Medan. Sedangkan varietas Socfindo hanya bisa didapatkan langsung dari PT SOCFIN INDONESIA.
Namun ada 2 jenis varietas yang cukup populer. Bahkan lebih dikenal dari sumber benihnya sendiri, yakni kelapa sawit janis Marihat dan Socfindo. Untuk jenis Marihat cukup menarik. Banyak calon pekebun sawit yang mengenal nama varietas tersebut tapi tidak mengetahui bahwa produsennya adalah Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Sedangkan jenis Socfindo karena namanya sama dengan nama produsennya calon konsumen benih langsung mengetahui jika produsennya adalah PT. SOCFINDO.
Mengapa kedua varietas ini menjadi benih sejuta umat? Selain karena sudah lama ditetapkan sebagai benih bina yakni sejak tahun 1985 untuk Varietas Marihat dan dan Socinfdo jenis Lame tahun 2004, juga tidak lepas dari keunggulannya.
Berdasarkan data dari PPKS Medan varietas Marihat memiliki potensi produksi 12 tandan per tahun dengan berat tandan 17 kg untuk setiap pohon. Dengan potensi minyak 6,7 ton/ha/tahun. Menariknya tanaman ini sudah berbuah sejak umur 14 – 18 bulan dan sudah dapat dipanen setelah umur 30 bulan.
Sedangkan varietas Socfindo jenis Lame berdasarkan data dari PT. Socfindo memiliki potensi produksi 31,5 ton/ha/tahun yang dapat dicapai umur 6 – 9 tahun. Dengan potensi minyak 8,5 ton.
Tentu data-data tersebut adalah data optimal bisa jadi setelah dilapangan potensi tersebut tidak tercapai. Namun mengapa kedua varietas ini cukup populer, berdasarkan pengakuan petani, tidak lepas dari kehandalam kedua jenis sawit tersebut ketika ditanaman di kebun.
Bahkan bisa dikatakan mengapa kedua varietas tersebut paling dicari saat ini. Tidak lepas dari penyebaran informasi dari mulut ke mulut tentang hebatnya kedua varietas tersebut. Hanya saja banyak oknum yang kemudian memanfaatkan momen ini dengan menawarkan bibit dengan nama ”Marihat” atau ”Socfindo”.
Padahal Varietas Marihat hanya bisa diperoleh dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan atau penengkar pewaralaba dengan PPKS Medan. Sedangkan varietas Socfindo hanya bisa didapatkan langsung dari PT SOCFIN INDONESIA.
Kamis, 01 April 2010
KARANG PLOSO 14 VARIETAS UNGGUL KENAF
Saat ini kenaf mendadak naik daun. Pasalnya serat tanaman semusim tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku pulp untuk industri otomotif. Serat kenaf dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan trim mobil. Di Jepang dan Amerika, serat kenaf banyak digunakan untuk lapisan dalam mobil dan kursi mobil-mobil mewah. Adapun bagian kenaf yang digunakan untuk menghasilkan serat adalah kulit batang.
Menariknya di Indonesia bahan tanaman unggul tersedia salah satunya varietas Karang Ploso 14. Varietas ini merupakan benih bina milik Balai Penelitian Tembakau dan Serat (Balittas) Malang. Adapun keunggulan dari Karang Ploso 14 antara lain memiliki potensi hasil 2,75 – 4,5 ton/ha, dimana varietas ini sudah bisa dipanen pada umur 120 – 140 hari.
Hasil seratnya juga cukup baik. Yakni memiliki panjang serat 260 – 375 cm, dengan kekuatan 22,19 – 28,89 G/Tex. Warga serat putih, halus dan mengkilat. Sehingga dapat dikatakan cukup baik atau masuk dalam kategori Grade A.
Bahan tanam Karang Ploso 14 dapat diperoleh di Balittas Malang. Sementara ini belum ada produsen benih lain yang menghasilkan benih unggul selain Balai Penelitian tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)