;

Senin, 27 Juli 2009

BENIH PERKEBUNAN SAAT INI MOST WANTED!!!!!!


Tahun ini dan mungkin beberapa tahun ke depan benih tanaman perkebunan menjadi salah satu produk yang paling dibutuhkan oleh pelaku agribisnis. Mengapa tidak? Saat ini banyak swasta maupun petani gencar meraup untung dari pengembangan perkebunan.

Disamping itu terdapat program-program pemerintah yang mendorong pertumbuhan tanaman-tanaman industri tersebut. Sehingga bisa dipastikan benih (bibit, biji, entres, SE, dsb) unggul menjadi satu komoditi yang sangat dibutuhkan hampir di berbagai wilayah Indonesia.

Setidaknya hal ini juga kami buktikan sendiri. Karena sering menampilkan tulisan tentang perbenihan di blog ini, kami sering mendapatkan sms atau telp yang menanyakan tentang sumber benih yang bisa menyediakan kebutuhan bibit dalam jumlah besar. Mereka mengaku kesulitan mendapatkan bahan tanam unggul sesuai kebutuhan.

Sebegitu besarnyakah kebutuhan akan benih unggul bermutu di Indonesia?

Mungkin dari target areal pengembangan tanaman perkebunan yang cukup fantastik dari sejumlah program pemerintah pusat di bawah ini, Anda bisa bayangkan benih yang dibutuhkan. Adapun program-program tersebut antara lain:

1) Revitalisasi perkebunan kelapa sawit, karet dan kakao 290.000 ha di 28 Propinsi 170 Kabupaten,

2) Lanjutan Akselerasi peningkatkan produksi kebun 449.336 ha di 12 Propinsi, 78 Kabupaten,

3) Pengembangan kapas rakyat 11.897 ha di 7 Propinsi, 40 Kabupaten
Gerakan peningkatan produksi dan mutu kakao Nasional di 9 Propinsi, 40 Kabupaten

4)Pengembangan integrasi kebun dengan ternak di 26 lokasi/paket di 18 Propinsi, 26 Kabupaten

5) Pengembangan kelapa terpadu 16.300 ha di 24 Propinsi, 63 Kabupaten

6)Pengembangan komoditi unggulan nasional Non-revitbun 29.927 ha di 32 Propinsi, 186 Kabupaten

7)Pengembangan tanaman penghasil bio-fuel/jarak pagar 1.553 ha di 17 Propinsi/27 Kabupaten

8) Pengembangan teh rakyat dan rempah 6.236 ha di 7 Propinsi, 21 Kabupaten

9) Pengembangan komoditas spesifik 510 ha di 10 Propinsi, 19 Kabupaten (jarak kepyar, wijen, gambir, nilam, kenaf, akar wangi)

10) Pengembangan komoditi potensial 525 ha di 10 Propinsi, 10 Kabupaten (sagu, aren, kina)


Dan ini belum termasuk luas areal pengembangan perkebunan oleh pemerintah daerah, masyarakat maupun swasta. Tentu saran yang tepat bagi Anda yang ingin berinvestasi, pilihlah usaha perbenihan. Apakah itu sebagai penangkar, pewaralaba dengan produsen benih atau pemilik kebun induk. Dipastikan usaha tersebut tidak hanya akan berjalan dengan baik namun bakal kebanjiran pesanan.

(Tersedia CD KKN (karet, kakao, nilam) dan CD Info sawit yang juga berisikan informasi tentang perbenihan tanaman sawit, karet, kakao dan nilam)

Tidak ada komentar: