;

Kamis, 25 Juni 2009

”TEBU KESEHATAN” PAS UNTUK PENDERITA DIABETES


Gula tebu menjadi momok bagi penderita diabetes. Pasalnya gula tersebut mengandung glukosa tinggi yang tidak baik bagi penderita diabetes. Sehingga adakalanya harus menggunakan pemanis buatan sebagai penganti. yang kadang tidak baik kesehatan.

Namun saat ini telah ditemukan jenis tebu penghasil gula yang cocok untuk menjaga kesehatan. Dari tanaman tersebut dapat dihasilkan butiran gula yang rendah glukosa, sekitar 10 persen dari niranya. Juga mengandung ensim anti diabetis yang disebut 'saccharan'.

Tapi rasanya manisnya tidak kalah dengan gula dari tebu biasa. Bahkan dari hasil penelitian sari gula ini bermafaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

Tebu penghasil gula rendah glukosa tersebut diberi nama ORIGINAL CANE 1 dan ORIGINAL CANE 2. Jenis yang pertama batangnya lebih tebal dari gula biasa dan berwarna kuning. Dan ORIGINAL CANE 2 memiliki batang bawarna hijau. Jika diperas air tidak keruh dan mengeluarkan aroma khas yang menggugah selera. Disamping itu sari tebu ini memiliki kandungan phenol yang sangat rendah dan tidak berubah warna niranya dari kuning kehijauan (OC 1) atau hijau kekuningan (OC 2)

Oleh sebab itu sari tebu ini cocok digunakan sebagai bahan baku minuman penyegar atau gula untuk diabetes. Atau bisa dijadikan bahan baku bisnis baru yakni ”Sari Gula Sehat”. Dan saat ini kedua jenis tebu tersebut belum digunakan oleh industri, mengingat jenis ini belum begitu dikenal.

Namun bagi yang berminat, tersedia stok hingga 5 ton, dan dapat disupply setiap minggunya. Sehingga ini menjadi peluang bagi industri atau usaha minuman yang ingin menghasilkan gula atau minuman untuk kesehatan. Dan harga tidak berbeda dengan tebu biasa.

Jadi siapa bilang gula tebu berbahaya buat penderita diabetes?

Untuk informasi lebih lanjut hubungi pengelola blog ini melalui no 085925077652

Sampel tebu akan dikirimkan bagi yang berminat

Kamis, 18 Juni 2009

HEBATNYA PROPINSI BANTEN SOAL TEKNOLOGI “KULJAR”


Banten merupakan salah satu propinsi termuda di Indonesia. Namun soal teknologi Banten boleh berbangga. Mengapa tidak, Banten ternyata memiliki laboratorium kultur jaringan (kuljar). Lab ini bisa menghasilkan ribuan bibit dalam waktu singkat.

Laboratorium ini dikelola oleh Balai Perbenihan Tanaman Kehutanan dan Perkebunan yang berlokasi di jl. Raya Cilegon Km 10, Serang. Dilengkapi dengan rumah kaca tempat pemeliharaan bibit hasil kultur jaringan. Serta arel penangkaran dengan naungan.

Banyak tanaman yang berhasil diperbanyak. Antara lain sejumlah tanaman hutan seperti Abasia, jati dsb. Juga tanaman hias seperti Krisan atau gelombang cinta. Sedangkan tanaman perkebunan, karet sukses diperbanyak dengan teknologi ini. Tanaman kakao juga sedang dicoba untuk diperbanyak dengan kuljar.

Melalui teknologi ini menghasilkan bibit 1000 dalam waktu satu bulan bukanlah hal sulit. Bahkan melalui kuljar Pemda Banten dapat membantu masyarakat mendapatkan benih. Konon dengan melayangkan surat tertulis kepada Pemda, bibit hasil kuljar akan diberikan secara cuma-cuma.

Jika mengunjungi lab tersebut kita bisa menjumpai rak-rak berisi bakal-bakal tanaman di dalam tabung kaca. Disamping itu, pada ruang khusus terdapat peralatan yang lazim digunakan untuk kultur jaringan. Lab ini juga dilengkapi dengan alat untuk menganalisa mutu benih.

Kuljar merupakan teknologi perbanyakan menghasilkan anakan identik dengan induknya. Hanya dengan mengambil bagian dari tanamandapat dihasilkan ratusan tanaman baru. Untuk menguasai teknologi ini Balai Perbenihan Tanaman Kehutanan dan Perkebunan rutin mengirimkan staf-stafnya melakukan training di berbagai lembaga penelitian. Serta melakukan uji coba memperbanyak tanaman-tanaman baru.

Balai Perbenihan Tanaman Kehutanan dan Perkebunan pengelola laboratorium kultur jaringan, merupakan instansi Pemerintah bertugas mensertifikasi dan mengawasi benih perkebunan dan kehutanan yang beredar di Propinsi Banten.

Balai ini terbentuk sejak 2 tahun yang lalu. Walaupun masih “hijau” namun soal penguasaan teknologi kuljar boleh dikatakan selangkah lebih maju dari Balai benih yang ada di Propinsi lain.

Tentunya kemajuan Propinsi Banten ini layak ditiru Propinsi lain.

Jumat, 12 Juni 2009

PELUANG WARALABA KEBUN KAKAO

Kakao merupakan komoditas perkebunan yang cukup prospektif saat ini. Komoditas ini tidak mengenal lesu bahkan ketika menghadapi krisis. Alhasil banyak pengusaha yang menikmati pundi-pundi dollar dari bertanam kakao. Khususnya yang berhasil menembus pasar Amerika Serikat dan Eropa yang merupakan konsumen utama kakao dunia.

Hanya saja tidak setiap pekebun kakao bisa dengan mudah menembus pasar ekspor tersebut. Persaingan ketat dan standar yang ditentukan oleh pasar Amerika maupun Eropa cukup tinggi.

Beruntung saat ini pekebun dapat memperoleh pengetahuan dan teknologi pengelolaan kakao yang dijamin dapat menembus pasar ekspor. PT Sustraco Adikreasi, salah satu perusahaan pengembang kakao terkemuka, membuka kesempatan menjalin kerjasama waralaba membangun perkebunan kakao bagi para pengembang.

PT Sustraco Adikreasi akan membagikan pengalaman menembus pasar Eropa maupun Amerika Serikat. Sehingga pasar potensial tersebut dapat diraih oleh siapapun. Tentunya kerjasama ini akan sangat menarik bagi calon pekebun yang berminat membangun kebun kakao.


Manfaat apa yang didapatkan pewaralaba?

PT Sustraco Adikreasi sebagai pemberi waralaba memberikan supervisi dalam pembukaan lahan yang sesuai dengan standar teknis. Menyuplai bibit kakao unggul yang terbukti handal dan berproduksi tinggi yang disesuaikan dengan kondisi pertanaman. Dengan jenis klon-klon unggul yang bakal disalurkan antara lain ICCRI 03, ICCRI 04, Sulawesi 1, Sulawesi 2, dsb.

Untuk budidaya teknis, PT Sustraco Adikreasi, bakal memandu pewaralaba dalam pemeliharaan, pemupukan tanaman dan pemerantasan hama. Pada titik penting ini pewaralaba akan ditularkan rahasia mengelola kebun kakao yang efisien dan berproduksi tinggi.

Pada saat panen pewaralaba akan dipandu trik-trik jitu melakukan penanen dan mengolah kakao. Sehingga dapat diperoleh kualitas kakao yang sesuai dengan standar Amerika Serikat dan Eropa. Serta, sebagai hal terpenting, PT Sustraco Adikreasi akan membantu memasarkannya ke perusahaan ternama di luar negeri.

Kerjasama sama ini berlangsung sejak pembangunan kebun hingga tanaman mulai berbuah. Melalui kerjasama waralaba dengan PT Sustraco Adikreasi pewaralaba dapat menguasai strategi pengelolaan kebun kakao secara modern dalam waktu singkat dan efektif.

Jika ingin menikmati kesuksesan dari kakao , maka waralaba kebun kakoa adalah pilihan yang tepat untuk memulai.

PT Sustraco Adikreasi, Agribusiness Division
Dutamas Fatmawati D2/22 Jl. R.S. Fatmawati, Cipete, Jakarta, 12150,
Email address : sales@sustraco-ind.com, Website:www.sustraco-ind.com
Phone : +62 21 7230163, Fax : +62 21 72790025
Atau menghubungi contact person melalui nomor 0811153524

Selasa, 09 Juni 2009

VARIETAS UNGGUL KENAF


Kenaf merupakan komoditi perkebunan yang cukup menjanjikan. Tanaman semusim tersebut merupakan bahan baku karung goni, pulp, kertas, tekstil, fiberboard dan particle board, pakan ternakm kerajinan tangan dll.

Saat ini terdapat 4 varietas unggul kenal yang telah dilepas yakni:

1) Karangploso 6 (KR 6). Varietas ini berumur genjah, mulai berbungan pada umur 75 - 75 hari dan sudah bisa dipanen pada umur 90 - 100 hari. Potensi hasil seratnya tinggi (2,70 - 3,66 ton/ha). Tahan terhadap genangan. Sesuai untuk dikembangkan pada lahan bonorowo. Rekatif peka terhadap fotoperiodisitas dan serangan hama wereng serta nematoda. Memiliki produktivitas benih tinggi, yakni 1 - 2 ton/ha

2) Karangploso 9 (KR 9). Varietas ini mulai berbunga pada umur 86 - 92 hari dan bisa dipanen pada umur 120 - 130 hari. Potensi hasil serat tinggi (2,75 - 4,20 ton/ha). Tahan genangan dan kekeringan. Sesuai untuk dikembangkan pada lahan bonorowo, tadah hujan dan PMK. Kurang terpengaruh fotoperiodisitas. Dapat ditanam di sembarang waktu tanam. Agak peka terhadap hama wereng kenaf dan nematoda puru akar. Produktivitas benih rendah yakni 0,5 - 0,7 ton/ha.

3) Karangploso 11 (KR 11). Potensi seratnya tinggi (2,75 - 4,20 ton/ha). Berumur dalam, mulai berbunga pada umur 86 - 92 hari dan umur panen 130 -140 hari. Tahan terhadap genangan dan kekeringan. Sesuai untuk dikembangkan pada lahan bonorowo, tadah hujan, PMK dan gambut. Kurang terpengaruhi fotoperiodesitas. Dapat ditanam di sembarang waktu tanam. Agak tahan terhadap hama wereng kenaf dan nematoda puru akar. Memiliki produktivitas benih rendah yakni 0,5 - 0,7 ton/ha.

4) Karangploso 12 (KR 12). Potensi hasil seratnya tinggi (2,56 - 4,07 ton/ha). Berumur dalam, mulai berbungan pada umur 85 - 92 hari dan umur panen 130 -140 hari. Tahan terhadap gerangan air dan agak toleran terhadap keracunan Al. Sesuai untuk dikebmangkan pada lahan tadah hujan, bonoworo dan PMK. Kurang terpengaruh fotoperiodisitas. Dapat ditanam di sembarang waktu tanam. Agak peka terhadap hama wereng kenaf dan nematoda puru akar. Produktivitasi benih rendah yakni (0,5 - 0,7 ton/ha).

Keempat varietas ini dapat diperoleh di Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (jl. Raya Karangploso, Kotak Pos 199, Malang 65152, telp (0341) 491447)

Minggu, 07 Juni 2009

TERSEDIA LAHAN 3 JUTA HA UNTUK PENGEMBANGAN SAWIT


Artikel ini ditulis bukan bermaksud mengiklankan lahan untuk pengembangan sawit. Melainkan untuk mengangkat sebuah ironi. Ketika Indonesia bergairah, bahkan bernafsu, mengambangkan sawit, hingga banyak hutan maupun lahan-lahan gambut yang dikonversi menjadi lahan sawit. Ternyata, di sisi lain banyak lahan produktif yang berada dalam kondisi terlantar.

Berdasarkan data yang dilansir oleh Sawit Watch saat ini terdapat 3 juta lahan tidur milik perusahaan perkebunan di Indonesia. Oleh pemerintah Izin peruntukkan lahan tersebut adalah untuk pengembangan sawit. Tapi entah mengapa lahan tersebut tidak dimanfaatkan untuk membangun kebun, melainkan dibiarkan begitu saja oleh pihak pengembang. Padahal mungkin saja lahan tersebut tadinya adalah hutan perawan yang dialihkan fungsinya oleh pemerintah.

Sawit Watch menduga ada indikasi trik-trik nakal perusahaan tertentu untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek. Karena lahan-lahan tersebut bisa digunakan sebagai agunan untuk mendapatkan kredit Perbankan.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Barangkali menunjukkan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap pemanfaatan izin yang telah diberikan kepada pihak swasta. Seharusnya perusahaan yang bertindak nakal tersebut dapat dikaji ulang untuk penarikan izin, dan perudangan-undangan memungkinkan hal tersebut.

Seharusnya lahan-lahan tersebut bisa dimanfaatkan bagi masyarakat, untuk tujuan yang lebih produktif. Apalagi saat ini banyak anggota masyarakat yang hidup sebagai buruh tani karena tidak memiliki lahan, termasuk juga di sentra pengembangan sawit. Demikian dijelaskan oleh sumber dari Sawit Watch.

Untuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi produsen terbesar di dunia yang absolut cara ternyata tidak sulit. Tidak perlu mengubah fungsi lahan gambut, atau mengubah fungsi hutan menjadi lahan sawit. Cukup dengan memanfaatkan lahan-lahan terlantar yang jumlahnya 3 juta ha tersebut. Jika saja lahan tersebut ditanami, saat ini maka bisa dibayangkan peningkatan produksi sawit Indonesia 3 tahun mendatang. Pasti akan melonjak naik secara pesat. ( Sumber: Media Perkebunan)