Jumat, 13 April 2012
Nasihat Pengusaha Pupuk Asal Inggris
Brother Consultant mendapatkan kepercayaan menjadi patner dari sebuah perusahaan Inggris untuk pengurusan izin dan pelaksanaan demplot. Kami berkesempatan berbicara dengan salah seorang pendiri perusahaan tersebut.
Di sela-sela pembicaraan terkait pengurusan izin, kami mencoba menggali prinsip-prinsip bisnisnya yang membuat perusahaannya sukses memasarkan produk di berbagai belahan dunia.
“ Hal yang pertama Anda lakukan adalah memastikan usaha dan produk Anda memiliki legalitas”, ungkapnya.
Di Indonesia, ada banyak perusahaan yang berusaha “potong kompas”. Artinya berupaya berbisnis tanpa harus melakukan pengurusan izin dengan alasan penghematan. Namun, menurutnya, untuk jangka panjang sebaiknya cara ini jangan diikuti.
Pasalnya, jika sebuah perusahaan pada akhirnya terkait masalah hukum maka biaya yang akan keluar akan sulit diprediksi, dan pada akhirnya bisa membuat perusahaan kehabisan cash dan gulung tikar.
Lalu prinsipnya selanjutnya adalah, bahwa Anda harus mempersiapkan modal. “Saya sering membaca di internet banyak pengusaha pupuk yang merasa jadi korban pasar karena memiliki modal yang terbatas. Dan akhirnya menyalahkan pemerintah tidak memberikan proteksi”, tuturnya.
Menurutnya, jika Anda ingin meraih banyak maka Anda harus mengeluarkan banyak juga. Ingin bersaing pasar maka siapa yang kuat dia yang menang, pengusaha yang suka mengeluh adalah seorang loser. Karena sebagian perusahaan yang sekarang ini menjadi pemenang pasar memulai bisnisnya dari nol.
“Meskipun ada juga pertimbangan efisiensi dan efektivitas, namun untuk menghasilkan produk yang bermutu dan pemasaran yang efektif Anda tetap harus menyediakan dana”, jelasnya.
Tapi, ia lanjutkan, hampir sebagian besar bisnis yang saat ini eksisdibangun tidak dengan modal sendiri. Melainkan menggunakan dana perbankkan yang jumlahnya sangat besar. Tentu perusahaan perlu mengetahui trik-trik merayu Bank untuk mendapatkan dana. Jelas bukan ide yang baik meminta kucuran kredit ketika sebuah usaha belum berjalan atau masih dalam rancangan. Pihak Bank tentu harus benar-benar percaya bahwa usaha yang akan dijalankan memiliki prospek cerah. Sehingga idealnya usaha tersebut sudah berjalan terlebih dahulu.
Strategi selanjutnya tentu adalah research. Kelemahan perusahaan Indonesia umumnya tidak didukung R & D yang baik. Memang biaya investasi untuk Research tentu tidak murah. “Namun agar bisa menghasilkan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar maka kita harus melakukan penelitian terus menerus”, ungkapnya. Kebanyakan perusahaan Indonesia adalah follower dari perusahaan yang pertama kali menemukan sebuah teknologi dan sukses memenangkan pasar.
Tentu ada banyak strategi lainnya, namun menurutnya 3 hal ini termasuk yang penting dicermati untuk membangun bisnis pupuk dalam skala luas untuk jangka panjang.
Sumber: http://izinpupukpestisida.blogspot.com/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar