;

Selasa, 29 Maret 2011

KEBUN INDUK SAWIT PERTAMA MENGELILINGI LAPANGAN GOLF


PT. Pasca Surya Garden siap membangun kebun induk kelapa sawit. Pelaksanaan pembangunan ini akan dilaksanakan mulai tahun 2010 yang lalu. Menariknya kebun induk tersebut akan dibangun berdampingan lapangan golf eksklusif di Propinsi Riau.

PT. Panca Surya Garden (PSG), yang merupakan anak perusahaan dari PT. Ciliandra Perkasa Group yang bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit, selama ini lebih terfokus pada bidang usaha industry agrowisatan dan perbenihan. PT. PSG sendiri memiliki lapangan golf yang berlokasi di Desa Kubang Jaya, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau.

Melihat tingginya kebutuhan benih kelapa sawit baik untuk perusahaan grup sendiri maupun perusahaan lain, maka PT. PSG berencana mengembangkan kebun induk memanfatkan areal konsensi seluas seluas 270 ha disekeliling lapangan golf. Sekaligus kebun benih pertama yang berdampingan dengan lapangan golf. Jika mengunjungi perkebun kelapa sawit biasanya hanya akan melihat tanaman sawit, tumpukan cover crop dan tanaman paku-pakuan yang menutupi tanah, maka kelak mengunjungi kebun induk PT. PSG, konsumen benih juga bisa menikmati apiknya lapangan golf yang ditengahnya terdapat danau. Plus mencoba beberapa hole untuk melepas penat.

Untuk mewujudkan rencana tersebut PT. PSG telah mengikat kerjasama dengan Altum Solutions Corp yang berlokasi di Britis Virgin Islans. Dimana, produsen benih tersebut akan menyupply stok untuk materi induk dalam bentuk Dura ataupun Pisifera, serta akan membantu PSG dalam merancang sumber benihnya. Pada tahun 2010 yang melalui kerjasama ini, PT PSG memperoleh Dura dan Psifera terpilih yang nantinya akan digunakan untuk materi persilangan.

Selain dari kerjasama dengan ASC PT. PSG juga mendapatkan materi genetik dari hasil eksplorasi dan pertukaran dengan nagara-negara di Afrika dan Amerika Selatan yang difasilitasi oleh Pemerintah dan Konsorsium Eksplorasi Sumber Daya Genetik Indonesia. Dari keragaman ketersediaan materi induk ini PT. PSG menargetkan bisa memperoleh bahan tanam yang memiliki keunggulan dari varietas yang telah digunakan secara komersial di Indonesia.

Untuk kebun koleksi yang dibangun di Desa Kubang Jaya. Kecamatan Siak Hulu, kabupaten Kampar, Propinsi Riau , dari 270 hektar lahan yang dicadangkan, seluas 113 hektar diantaranya akan digunakan untuk Kebun Induk kelapa Sawit. Materi Pisifera akan ditanam di areal seluas 22,8 ha untuk materi Pisifera (TxT,TxP) dan 49,4 ha untuk materi Dura (DxD). Pt. PSG juga akan membangun kebun pengujian progeny seluas 20,7 ha, dan 20 ha untuk menampung materi SDG baru yang akan diperoleh dari hasil eksplorasi dari Afrika dan Amerika Selatan. Sisanya akan dicadangkan untuk pembangun kebun Induk tahap kedua.

Dengan kehadiran PT. PSG sebagai sumber benih kelapa sawit, maka 8 tahun mendatang pekebun sawit Indonesia semakin mudah memperoleh benih kelapa sawit. Setelah Mekarsari yang telah membangun kebun induk di tengah agrowisata buahnya dan segera ditetapkan menjado sumber benih, maka PT. PSG akan segera menyusul dengan kebun induk sawit unuknya yang berdekatan dengan lapangan golf yang tertata scara ekslusif.

Kamis, 24 Maret 2011

KETENTUAN LOKASI KEBUN INDUK KOPI


Kopi arabika merupakan jenis kopi untu daerah dataran tinggi. Sebagian besar kopi spesial berjenis ini. Sehingga pembangunan kebun induk kopi arabika adalah bidang usaha perkebunan yang masih menjanjikan. Mengingat kopi arabika Indonesia merupakan salah satu komoditas ekspor.

Adapun kriteria lokasi untuk pendirian kebun induk kopi arabika adalah sebagai berikut:

Syarat Lokasi
Letaknya terisolir dari pertanaman kopi robusta .
Lahan bebas`dari nematoda
Aman dari gangguan pencurian
Mudah diawasi.

Tanah
pH tanah : 5,5 – 6,5.
Kandungan bahan organik pada tanah atas (top soil) minimal 2%
Struktur tanah gembur/remah, keadaan tanah efektif >100 cm.
Kelerengan tanah untuk kebun benih maximum 20 %.

Iklim
Tinggi tempat 700 – 1.500 m dari permukaan laut.
Suhu/temperatur 15 - 24ÂșC.
Curah hujan rata-rata 1.500 – 4.000 mm/tahun
Jumlah bulan kering rata-rata 1 – 3 bulan/tahun (menurut Schmidt & Ferguson

Jumat, 18 Maret 2011

BIBIT SAWIT BERSERTIFIKAT UMUR 18 BULAN DIJUAL CEPAT LOKASI BENGKULU

Bagi rekan-rekan yang membutuhkan bibit bersertifikat asal PT. Bakti Tani Nusantara, sumber benih resmi yang ditetapkan pemerintah tahun 2008, saat ini tersedia stok benih sebanyak 60.000 batang umur 18 bulan. Bibit ini sudah cukup tinggi sehingga cocok untuk daerah yang rawan hama babi hutan.

Bibit ini dijual Rp. 27.000 batang/bibit, dan akan disertifikat ulang oleh BP2MB Bengkulu yang berlaku hingga 4 tahun mendatang. Bagi yang berminat segera menghubungi kam melalui pengelola blog ini, sebelum bulan Mei. Karena jika tidak bibit ini akan diserap untuk program pemerintah (kami lebih menyukai penjualan ke konsumen, karena cash and carry dan tidak perlu repot mengurusi dokumen).

Bibit ini sendiri berlokasi di kota Bengkulu. Kami hanya menerima pemesan dalam jumlah besar atau borongan. Khususnya bagi perusahaan yang harus segera tanam.

Bagi yang berminat hubungi pengelola blog ini (benih center) di nomor 085925077652

Senin, 14 Maret 2011

PENGEMBANGAN JARAK PAGAR MENGUNTUNGKAN?

Ternyata bisnis jarak pagar masih cukup menguntungkan. Hal ini setidaknya dibuktikan dari pengalaman PT. Bumi Eka Persada, anak perusahaan Sinar Mas Group.

Setidaknya hal ini dibuktikan dari pengembangan kebun induk di bilangan Cikarang, dimana PT. Bumi Eka Persana memiliki kebun seluas 40 ha. Varietas yang digunakan adalah jenis IP3 yang sudah diseleksi lebih lanjut sehingga bisa diperoleh produksi hingga 10 ton/ha/tahun biji kering.

Biji terpilih dijual dengan harga Rp. 150.000/kg. Jika banyak produsen benih yang mengeluhkan sulitnya menjual benih jarak pagar, hal yang berbeda dialami perusahaan Group Sinar Mas. Berapapun stok benih yang tersedia selalu habis terutama oleh pembeli dari Korea Selatan dan Jepang.

Untuk biji-biji afkir diolah menjadi minyak. Nah, berdasarkan pengalaman sinar mas, ternyata minyak jarak pagar memilih keunggulan dibandingkan minyak kelapa sawit karena tidak mudah membeku. Sama seperti benih jarak, minyak ini, berapapun stoknya selalu habis terjual.

Bahkan SMART pernah menjual minyak jatropha seharga $ 1250/ton atau sebanding dengan harga CPO. Hal ini terkait dengan tingginya harga minya bumi beberapa bulan terakhir yang mengakibatkan peningkatan kebutuhan untuk menghasilkan bahan bakar nabati. Sehingga tidaknya hanya CPO yang berani dibeli mahal oleh buyer di luar negeri namun juga minyak jarak pagar.

Menurut Tony Liwang, direktur PT SMARTRI, harga minyak bakar nabati asal jarak pagar sudah cukup visible jika dijual tingkat harga dunia. Namun di Indonesia seolah tidak menarik karena harga bio-diesel dibandingkan dengan harga solar subsidi. Tapi jika tanaman jarak ini dikembangkan di daerah-daerah yang marginal, seperti daerah kepulauan atau perbatasan yang konon harga BBM bisa menembus harga di atas Rp. 15.000,- maka bahan bakar nabati menjadi sangat visible.

“Ada baiknya jarak pagar diarahkan untuk mendukung terciptanya desa mandiri. Jarak kemudian ditanam sebagai tanaman pagar atau disela-sela tanaman produktif. Kemudian hasilnya digunakan untuk penggunaan sendiri menggantikan penggunaan minyak tanah atau bahan bakar lainnya”, tambahnya.

Kamis, 10 Maret 2011

PENYEBAB PEKEBUN MENGGUNAKAN BENIH SAWIT PALSU

Ada beberapa penyebab pekebun menggunakan benih sawit palsu.

Pertama, karena ketidaktahuan. Banyak pekebun yang ingin berkebun sawit namun tidak dibekali pengetahuan yang memadai. Terbukti banyak pekebun yang dengan mudahnya membeli benih asalan yang dijual di pasaran dengan berbagai embel-embel. Padahal benih sawit hanya bisa diperoleh di 8 sumber benih, dan tidak di tempat lain.

Ironisnya banyak pekebun yang terkejut mengetahui jika harga benih atau bibit sawit mahal urung membeli dari yang resmi dan memilih yang asalan. Padahal jika dihitung biaya yang ia keluarkan untuk benih belum seberapa dibandingkan investasi lainnya seperti pembelian lahan dan sarana produksi. Padahal jika menggunakan benih palsu, maka tanaman yang dihasilkan memiliki produksi tinggi dan di bebepa tempat dijumpai tanaman yang tidak menghasilkan sama sekali.

Kedua, alasan kepraktisan. Salah satu kendala untuk mendapakan benih bermutu adalah seluruh sumber benih berada di Sumatera. Sehingga pekebun yang akan menanam sawit di luar Kalimantan menjadi sedikit kesulitan. Namun banyak pekebun yang memutuskan untuk membeli dari pihak ketiga dengan alasan punya akses ke sumber benih. Atau membeli dari sumber yang tidak jelas.

Untuk benih sebaiknya setiap pekebun tidak perlu kompromi. “Dapatkan benih sawit bermutu sebisa mungkin”. Tidak ada yang sia-sia jika Anda lakukan itu. Karena apa yang Anda bakal peroleh bukan hanya bernilai beberapa juta melainkan puluhan bahkan ratusan juta selama puluhan tahun. Jadi cerdaslah dalam mengambil keputusan jangka panjang.

Ketiga, terlalu percaya dengan embel-embel impor. Banyak pekebun yang tahu dimana sumber benih kelapa sawit tetap saja membeli dari sumber yang tidak jelas hanya karena benih yang dipasarkan berasal dari luar negeri. Mungkin jika ada orang yang menawarkan benih asal Australia atau USA maka mereka juga akan segera membeli.

Hal yang perlu disadari koleksi materi induk yang ada di Indonesia sama lengkapnya dengan sumber benih yang ada di luar negeri seperti Malaysia, Costarica, PNG. Bahkan baru-baru ini sumber benih Indonesia sudah melakukan penambahan materi induk baru dari hasil eksplorasi di Afrika.

Dan perusahaan sawit besar di dunia juga ada di Indonesia dan mereka menggunakan benih dalam negeri. Jadi tidak ada alasan bagi pekebun untuk underestimate terhadap kuaitas benih negeri sendiri.

Senin, 07 Maret 2011

KULTUR JARINGAN MENJADI SOLUSI PERBANYAKAN KELAPA SAWIT MASA DEPAN

Kultur jaringan bisa dijadikan ujung tombak perbanyakan kelapa sawit ke depan. Untuk mempercepat proses waktu memperoleh bahan tanam unggul yang cukup lama jika menggunakan cara konvensional.

Menurut Tony Liwang Direktur R&D PT Sinar Mas Tbk (SMART) untuk menghasilkan varietas unggul perlu puluhan tahun. Saat ini sumber benih sudah mendapatkan materi tanaman sawit asal Kamerun namun perlu bertahun-tahun untuk menjadikan sumber genetic ini menjadi tanaman induk advance. Dan perlu beberapa tahun kemudian untuk menghasilkan varietas sawit unggul.

“Oleh sebab itu menurut saya solusi untuk mendapatkan varietas unggul adalah tissue culture. Caranya adalah dengan mencari tanaman dengan produksi terbaik untuk diperbanyak secara kultur jaringan. Misalnya saja pada sebuah perkebunan kelapa sawit dengan produksi rata 30 ton/ha/tahun, tentu jika dicek secara blok dipastikan ada yang produksinya hanya 25 ton/ha/tahun namun ada yang mencapai 40 ton/ha/tahun”, kata Tony Liwang.

“Misalnya menghadapi ancaman gonoderma, penyakit yang menjadi momok pada perkebunan yang telah melakukan replanting. Saya pernah menemukan tanaman kelapa sawit yang tetap hidup meskipun tanaman disekelilingnya sudah mati akibat Gonoderma. Maka bisa jadi tanaman itu memiliki ketahanan terhadap penyakit tersebut. Jadi untuk menghasilkan bahan tanam tahan gonoderma maka cukup memperbanyak tanaman tersebut dengan kultur jaringan. Oleh sebab itu tanaman tersebut kami berusaha selamatkan dan pelihara untuk diclonning dikemudian hari” jelas Tony.

Maka untuk mendapatkan bahan tanam unggul cukup mencopy tanaman dari blok yang memiliki produksi 40 ton/ha/tahun. Dipastikan keunggulan induknya akan turun kepada anaknya. Karena kita ketahui bahwa dengan kultur jaringan akan dihasilkan anak yang identik dengan induknya. Berbeda dengan cara konvensional yang dipastikan masih anakannya memiliki variasi cukup tinggi dengan induknya.

Oleh sebab itu menurut Tony Liwang, kedepannya fungsi sumber benih lebih pada mencopy tanaman yang ingin diperbanyak oleh konsumen. Jadi calon pengguna benih cukup menunjukkan tanaman mana yang ingin ia tanam dan produsen benih melakukan cloning. Jelas cara ini akan mempersingkat proses produksi bahan tanam unggul

“Saat ini SMART sudah mengembangkan perbanyakan tanaman kelapa sawit melalui kultur jaringan. Dan beberapa bibit hasil cloning di lab milik perusahaan sawit besat tersebut telah mulai ditanam di perkebunan milik sendiri”, jelas Tony.

“Saya sangat mengharapkan sinergi antara para peneliti kultur jaringan bagaimana agar mekanisme ini bisa diwujudkan dalam beberapa ke depan secara luas . Dengan demikian kita bisa mempercepat perbanyakan tanaman sawit unggul bagi masyarakat”, ungkapnya.

Kamis, 03 Maret 2011

BENTUK WARALABA BENIH KELAPA SAWIT DI INDONESIA


Ternyata tidak hanya minimarket yang diwaralabakan, bisnis benihpun bisa diwaralabakan. Waralaba dapat diartikan, erikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa

Untuk benih kelapa sawit, di Indonesia terdapat 3 bentuk kerjasama waralaba, yakni:

Waralaba Varietas : Produsen benih (pemilik varietas) mereproduksi pohon induk hasil program pemuliaannya yang digunakan penerima waralaba untuk menghasilkan benih. Artinya penerima waralaba akan diberikan hak untuk memiliki pohon induk dari pemberi waralaba, demikian halnya dengan teknologi pengolahannya. Di Indonesia system ini digunakan beberapa perusahaan besar swasta untuk memiliki sumber benih sawit dengan bekerjasama dengan sumber benih di luar negeri. Di Indonesia, sumber benih PPKS membuka kesempatan waralaba bagi perusahaan yang berminat menjadi produsen benih.

Waralaba Benih : Produsen benih menyerahkan benih hasil persilangan untuk dikecambahkan di Seed Processing Unit milik penerima waralaba. Jadi si penerima waralaba tidak mendapatkan hak untuk memiliki pohon induk dari pemberi waralaba. Kerjasama antara Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan dengan Balai Penelitian Karet Sembawa berlangsung dengan cara demikian.

Waralaba Bibit : Produsen benih menyerahkan kecambah untuk dibibitkan oleh penerima waralaba mengikuti kaidah-kaidah yang ditentukan oleh produsen benih. Jadi penerima waralaba nantinya menjual bahan tanam sawit dalam bentuk bibit siap tanam berumur di atas 12 bulan. Waralaba jenis ini adalah yang paling popular saat ini, karena ada 2 sumber benih yang bersedia menjadi pemberi waralaba yakni PPKS dan PT. Bakti Tani Nusantara (BTN).

Melalui waralaba ini maka pihak-pihak yang berminat menjadi produsen benih dapat segera menjadi penyedia benih tanpa harus melewati proses pengembangan selama berpuluh-puluh tahun. JAdi tentu ini layak dijadikan pilihan bagi perusahaan atau perseorangan yang ingin menginvestasikan uangnya dalam usaha yang sangat menguntungkan.