;

Senin, 07 Maret 2011

KULTUR JARINGAN MENJADI SOLUSI PERBANYAKAN KELAPA SAWIT MASA DEPAN

Kultur jaringan bisa dijadikan ujung tombak perbanyakan kelapa sawit ke depan. Untuk mempercepat proses waktu memperoleh bahan tanam unggul yang cukup lama jika menggunakan cara konvensional.

Menurut Tony Liwang Direktur R&D PT Sinar Mas Tbk (SMART) untuk menghasilkan varietas unggul perlu puluhan tahun. Saat ini sumber benih sudah mendapatkan materi tanaman sawit asal Kamerun namun perlu bertahun-tahun untuk menjadikan sumber genetic ini menjadi tanaman induk advance. Dan perlu beberapa tahun kemudian untuk menghasilkan varietas sawit unggul.

“Oleh sebab itu menurut saya solusi untuk mendapatkan varietas unggul adalah tissue culture. Caranya adalah dengan mencari tanaman dengan produksi terbaik untuk diperbanyak secara kultur jaringan. Misalnya saja pada sebuah perkebunan kelapa sawit dengan produksi rata 30 ton/ha/tahun, tentu jika dicek secara blok dipastikan ada yang produksinya hanya 25 ton/ha/tahun namun ada yang mencapai 40 ton/ha/tahun”, kata Tony Liwang.

“Misalnya menghadapi ancaman gonoderma, penyakit yang menjadi momok pada perkebunan yang telah melakukan replanting. Saya pernah menemukan tanaman kelapa sawit yang tetap hidup meskipun tanaman disekelilingnya sudah mati akibat Gonoderma. Maka bisa jadi tanaman itu memiliki ketahanan terhadap penyakit tersebut. Jadi untuk menghasilkan bahan tanam tahan gonoderma maka cukup memperbanyak tanaman tersebut dengan kultur jaringan. Oleh sebab itu tanaman tersebut kami berusaha selamatkan dan pelihara untuk diclonning dikemudian hari” jelas Tony.

Maka untuk mendapatkan bahan tanam unggul cukup mencopy tanaman dari blok yang memiliki produksi 40 ton/ha/tahun. Dipastikan keunggulan induknya akan turun kepada anaknya. Karena kita ketahui bahwa dengan kultur jaringan akan dihasilkan anak yang identik dengan induknya. Berbeda dengan cara konvensional yang dipastikan masih anakannya memiliki variasi cukup tinggi dengan induknya.

Oleh sebab itu menurut Tony Liwang, kedepannya fungsi sumber benih lebih pada mencopy tanaman yang ingin diperbanyak oleh konsumen. Jadi calon pengguna benih cukup menunjukkan tanaman mana yang ingin ia tanam dan produsen benih melakukan cloning. Jelas cara ini akan mempersingkat proses produksi bahan tanam unggul

“Saat ini SMART sudah mengembangkan perbanyakan tanaman kelapa sawit melalui kultur jaringan. Dan beberapa bibit hasil cloning di lab milik perusahaan sawit besat tersebut telah mulai ditanam di perkebunan milik sendiri”, jelas Tony.

“Saya sangat mengharapkan sinergi antara para peneliti kultur jaringan bagaimana agar mekanisme ini bisa diwujudkan dalam beberapa ke depan secara luas . Dengan demikian kita bisa mempercepat perbanyakan tanaman sawit unggul bagi masyarakat”, ungkapnya.

1 komentar:

dimas_lelono mengatakan...

salam
bagaimana kl saya mau buat lab kultur secara pribadi bgaimana prosedurnya dan biayanya berapa.
mohon bantuannya mulai dari RAB sampai keproduksinya dan pelatihannya.