;

Kamis, 06 Mei 2010

KOPI BP 416 A TAHAN KARAT DAUN DAN BERCITA RASA


Puslitkoka kembali merilis varietas baru kopi yakni BP 416 A. Selain memiliki keunggulan dalam hal budidaya, kopi ini juga mampu menghasilkan biji kopi pilihan yang memiliki rasa yang khas jika diolah.

Setelah melakukan persilangan selama beberapa tahun Puslikoka berhasil menemukan varietas baru 416 A. 416 A merupakan kopi arabika yang memiliki keunggulan antara lain memiliki produksi yang cukup tinggi yakni 1,5 ton/ha/tahun dan sudah dicapai pada tahun ke 3. Sedangkan awal berbuahsudah sejak tahun ke – 2 dengan produksi bisa mencapai 300 kg/ha.

Namun keistimewaan lainnya dari klon ini adalah tahan terhadap karat daun. Penyakit yang disebabkan jamur Hemileia vastatrix B. et. Br. (HV) menjadi momok bagi perkebunan karet karena dapat mematikan tanaman dalam jumlah besar. Tapi ketika klon di tanaman di daerah endemik penyakit ini ternyata tanamannya dapat bertahan dan berproduksi.

Cita rasa kopi ini cukup baik meskipun masih sedikit dibawah Andung sari 1, tetapi lebih baik SC 95 Coffie special tea yang dipakai di Bali di Flores.

Hal ini juga dibuktikan dari hasil pengujian di Nestec S.A. di Switzerland yang menunjukkan BP 416 A memiliki mutu sesuai untuk bahan baku Nespresso (Nestle Espresso).

Terkait penanaman Puslitkoka menganjurkan agar klon ini di tanaman pada ketinggian minimal 1000 m dari permukaan laut. Kopi ini perlu diberi pemupukan yang baik dan diberi naungan, jika ini dilakukan dengan tepat potensi produksi bisa diperoleh lebih dari 2 ton. Klon ini termasuk jenis tanaman yang rakus hara, kalau tidak dicukupi pupuknya kemudian naungannya tidak ada maka produksinya lekas turun. Karena klon ini sudah dilepas pada Sidang Pelepasan Varietas pada tanggal 23 April 2010.

Setelah dikeluarkannya SK Penetapan dari Menteri Pertanian , maka bahan tanam PB 416 A bisa digunakan secara luas. Tahun ini Puslitkoka menargetkan potensi entres sekitar 18.000 ruas. Namun untuk kebutuhan dalam jumlah besar Puslitkoka akan memenuhi dengan perbanyakan Somatic Embriogenesis (SE) yang potensinya bisa mencapai 2 juta per tahun.

Sumber: Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi

Tidak ada komentar: