Minggu, 02 Agustus 2009
KISAH SUKSES PENANGKAR ASAL SUMSEL
Meskipun tidak pernah mengecap pendidikan tinggi, namun Subagiyo, penangkar karet asal Sumsel bisa menikmat kehidupan yang mapan melalui usaha perbenihannya. Dan semuanya berawal dari kemauan dan kerja keras.
Bagaimana tidak? Sebelum memutuskan menjadi penangkar pada tahun 1995 Subagiyo yang lebih dikenal dengan nama “Pak Gepeng” masih berjibaku dengan kehidupan ekonomi yang pas-pasan. Bekerja sebagai tukang bangunan hingga bengkel ia lakoni demi memenuhi kebutuhan keluarga.
Namun, dengan modal seadanya ia kemudian mengembangkan penangkaran dengan berbagai hambatan. Adapun komoditas yang ia pilih adalah karet, karena Sumatera Selatan merupakan salah satu sentra pengembangan tanaman penghasil latex tersebut.
Usaha ini ia jalankan dengan berbagai kesulitan dan tantangan. Bahkan pada tahun pertama menjalan penangkaran Subagiyo harus berjuang untuk menjual bibitnya. Namun perlahan tapi pasti usaha pembibitannya mulai dikenal. Alhasil pada tahun 1997 Subagiyo ikut serta dalam penyediaan bibit bibit karet untuk mendukung program transmigrasi di Bengkulu Utara.
Dan tahun 2000 merupakan titik baik dari usahanya. Subagiyo mendapatkan pesanan dalam jumlah besar, salah satunya adalah menyediakan bibit karet sebanyak 3 juta untuk kebutuhan proyek di wilayah propinsi Pekanbaru. Bahkan pada tahun sama yang ia mendapatkan modal hingga puluhan juta dari swasta yang tertarik dengan prospek usaha milik Subagiyo.
Setelah lebih dari 14 tahun bekecimpung dalam dunia perbenihan, saat ini (2009) Subagiyo sudah menikmati hasil dari jerih payahnya selama ini. Bahkan penangkaran milik Subgyo merupakan salah yang terbaik di Sumatera Selatan. Dan telah memenuhi kebutuhan bibit karet tidak hanya untuk kebutuhan Propinsi Sumsel tapi juga Propinsi lainnya yang berdekatan dengan Sumsel. Dan usaha penangkaran tersebut telah berbadan hukum berbentuk Perseoran Terbatas (PT) dimana Subagiyo menjabat sebagai Direktur Utama.
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, saat ini penangkaran Subagiyo telah menyediakan bbit karet sebanyak 9 juta label biru yang siap disalurkan. Untuk menjamin kualitas bahan tanamnya tersebut klon yang digunakan sebagai batang bawah maupun atas adalah klon-klon anjuran. Seperti PB 260, IRR 118, IRR 36, IRR 39, RRIC 110, RRIC 100, GT 1, dsb sebagai batang atas dan PB 260, GT 1 dsb sebagai batang bawah. Untuk batang atas dihasilkan dari kebun entres milik sendiri seluas kurang lebih 180 ha, yang seluruhnya telah dimurnikan oleh balai Penelitian karet Sembawa pada bulan April 2009 yang lalu.
Gambar. Kebun Pembibitan Milik Subagiyo
Disamping menangkarkan bibit karet, Subagiyo juga telah menjalin kerjasama waralaba dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan, untuk menangkarkan bibit asal sumber benih tersebut sebanyak 200.000 batang. Saat ini bibit tersebut sudah berumur 4 bulan dan siap dipasarkan 5 sampai dengan 8 bulan ke depan.
Dari usaha penangkarannya tersebut Subagiyo sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup secara mencukupi, bahkan juga bisa membantu masyarakat sekitar. Dari modal seadanya saat ini Subgyo bisa memiliki lahan hingga ratusah hektar untuk usaha penangkaran, perusahaan, aset berupa kendaraan pribadi maupun truk pengangkut bibit yang berjumlah lebih dari 10 unit.
Gambar. Bibit Sawit dengan Karet dalam Polibeg
Jadi walaupun tidak memiliki pendidikan rendah “tidak tamat SD”, tidak terlahir dari keluarga yang mapan namun dengan usaha penangkar Subagiyo bisa menaikkan harkat kehidupannya. Bahkan saat ini ia juga bisa membuka lapangan pekerjaan dan penghidupan bagi orang lain melalui perusahaan yang dimilikinya.
Untuk mendapatkan bibit milik Subagiyo Mubarin dapat mengunjungi PT. Teman Lestari Mandiri, dengan alamat Jl. Raya Air Temam Rt. 04 No. 17 Kec. Lubuk Linggau Selatan I atau mengunjungi Bapak Subagiyo melalui nomor 08127852271.
Sumber: Direktorat Perbenihan & Sarana Produksi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar