Kanesia 8 merupakan hasil persilangan antara varietas Deltapine Acala 90 dari Amerika Serikat dengan varietas LRA 5166 dari India yang telah dilepas pada 2003 sebagai varietas unggul baru mendukung pengembangan kapas nasional. Varietas ini mulai digunakan dalam program pengembangan kapas pada tahun 2005.
Ditingkat penelitian, varietas tersebut potensi produksi masing-masing 1.85 ton/ha di Jawa Timur, dan 2.54 di Jeneponto Sulawesi Selatan. Kanesia 8 toleran terhadap hama wereng kapas, Amrasca biguttula, dan relatif tahan terhadap penyakit layu yang disebabkan oleh jamur Fusarium sp dan penyakit rebah kecambah (damping-off) yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani dan Sclerozium rolfsii.
Varietas Kanesia 8 dapat ditanam secara monokultur maupun tumpangsari kapas dengan palawija. Jika ditanam secara monokultur, jarak tanam adalah 100 cm x 25 cm, satu tanaman per lobang (populasi 40.000 tanaman per hektar). Jika kapas ditanam secara tumpangsari dengan kedelai, jarak tanam kapas 150 cm x 30 cm, dua tanaman per lubang (populasi 44.000 tanaman per hektar), diantara baris kapas diisi dengan tiga baris kedelai dengan jarak tanam 25 cm x 20 cm, 2 tanaman per lubang.
Alternatif lain adalah sistem ‘strip-cropping’ terdiri dari 3-4 baris kapas dan 1 baris jagung, dengan jarak tanam kapas 100 cm x 25 cm. Dosis pupuk minimal adalah 60 kg N, 27 kg P2O5 dan 50 kg K2O per hektar, atau disesuaikan dengan hasil analisa tanah dan tanaman. Pupuk fosfat, kalium, dan 20 % N (berasal dari ZA) diberikan pada umur 7-10 hari, sedangkan sisa N dari Urea diberikan pada umur 6-8 minggu setelah tanam. Sampai tanaman berumur 6 minggu diusahakan tanaman kapas bebas dari kompetisi dengan gulma.
Varietas Kanesia 8 memiliki persen serat 35.3 %, panjang serat 30.3 mm, kekuatan serat 24.7 gr/tex, kehalusan serat 3.9 mikroner dengan kerataan serat 84 %. Mutu serat varietas tersebut dikategorikan sedang (terutama kekuatan seratnya) dan dapat diterima oleh industri TPT nasional.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar