;

Sabtu, 19 Januari 2008

SAWIT DI JAMBI SEMAKIN MAHAL

Seiring maraknya pembukaan kebun-kebun sawit di Provinsi Jambi, harga bibit tanaman ini menjadi semakin mahal. Kenaikan harganya sudah mencapai 30 persen hingga 50 persen dalam enam bulan terakhir.

Bahkan, pada saat ini harga sawit yang bersertifikat sudah mencapai Rp 15.000-Rp 20.000 per batang atau naik dibandingkan sebelumnya Rp 10.000-Rp 12.000 per batang. Adapun harga bibit sawit tak bersertifikat menjadi Rp 7.000 per batang, dari sebelumnya Rp 4.000-Rp 5.000.

Menurut Edi (58), petani sawit plasma di Desa Talang Bukit, Sungai Bahar, Muaro Jambi, harga terus menanjak sejak enam bulan terakhir. Kondisi ini terjadi seiring maraknya pembukaan kebun sawit di Jambi.

Edi sendiri yang sebelumnya memiliki setengah hektar kebun sawit belum lama ini memperluas areal penanamannya setengah hektar lagi. Perluasan itu membuat dirinya membutuhkan bibit dalam jumlah yang relatif besar.

Namun, dia mengaku sempat pusing karena harga bibit yang cepat naik. Apalagi saat mengetahui harga bibit bersertifikat sangat tinggi naiknya.

Menurut dia, dengan harga setinggi saat ini, ia tidak mampu sehingga membeli bibit biasa dari penangkar. “Harga jadi tidak menentu karena permintaan akan bibit sangat tinggi. Penjual jadi semaunya saja menaikkan harga,” tuturnya, Kamis (17/1).

Ia melanjutkan, banyak petani tergiur untuk membuka kebun sawit karena harga panennya yang terus membaik. Pekan ini, panen sawit berupa tandan buah segar (TBS) dari petani dihargai Rp 1.300-Rp 1.350 per kilogram. Kondisi tersebut stabil, bahkan sering membaik.

“Keuntungan petani memang tambah membaik, makanya banyak yang ingin buka kebun baru,” tuturnya.

Serangan hama

Persoalan yang dihadapi petani sawit tidak hanya harga bibit. Serangan babi juga mengakibatkan tanaman sawit muda rusak.

Sesuai pengalaman petani setempat, dalam tiga tahun terakhir petani terkadang harus mengganti tanaman sawit mereka sampai lima kali karena tanaman habis dirusak babi.

Hal senada diutarakan Hadi, petani lainnya. Menurut dia, petani harus membuat pagar mengelilingi setiap tanaman supaya tidak dirusak hama tersebut.

“Memang petani jadi lebih repot karena harus bikin pagar-pagar. Namun, kalau mau menghindari serangan babi, mau tidak mau harus pakai cara ini,” tuturnya. (ITA/KOMPAS)

Sumber: http://pusri.wordpress.com

Mohon tanggapan dari rekan-rekan pengawas benih tanaman perkebunan

2 komentar:

Anonim mengatakan...

salam kenal forum komunikasi PBT.

Berhubung dengan semakin mahalnya bibit sawit di Jambi dan sulitnya mencari kecambah yang bemutu. maka saya memberikan informasi bagi Anda pengusaha perkebunan Sawit atau PETANI yang sedang mencari Bibit sawit unggul. Saya bisa MENYEDIAKAN KECAMBAH SAWIT unggul dari PPKS MARIHAT yang bersertifikat atau non label. tentunya dengan harga yang kompetitif dan kualitas yang terjamin. Untuk itu silakan bagi anda yang berminat Hubungi saya di 085274436001 (mbak leni) atau email ke : l3n1_maz@yahoo.com, saya akan memberikan penawaran yang menarik bagi anda.
untuk jenis dan harga silakan kontak melalui telp. Terimaksih.

Unknown mengatakan...

Saya menjual bibit sawit marihat unggul bersertifikat mulai bibit kecamba sampai usia 1 tahun minat hub 082363701001